Adapun, kata Tito, jumlah partisipasi pemilih di Pilkada 2020 mencapai 76,09 persen mendekati target sebesar 77,5 persen.
"Mereka (AS) menyampaikan selamat kepada Indonesia, karena selain tertib saat pemungutan suara, kampanye juga, voters turnout ini luar biasa bagi mereka," kata Tito dilansir dari laman resmi Kemendagri, Kamis (21/1/2021).
"Mereka saja belum bisa mencapai itu. Dan itu pun masih banyak ekornya," ujar dia.
Tito kemudian membandingkan tingkat partisipasi pemilih di Pilkada dengan partisipasi pemilu di Amerika Serikat pada November 2020 yang sebesar 66,9 persen.
Menurut dia, angka sebesar itu merupakan partisipasi pemilih tertinggi di Pemilu AS selama 120 tahun terakhir.
Mantan Kapolri ini juga membandingkan dengan partisipasi pemilih di Pemilu Korea Selatan sebesar 66,2 persen. Ia mengatakan angka itu merupakan yang tertinggi selama 28 tahun terakhir.
Tito pun melanjutkan, jika dirinci tingkat partisipasi pemilih untuk pemilihan gubernur sebesar 69,67 persen. Adapun provinsi pemilih tinggi adalah Sulawesi Utara, Bengkulu, dan Kalimantan Utara.
Sementara provinsi dengan tingkat partisipasi rendah adalah Kalimantan Tengah 59,98 persen, Sumatera Barat 61 persen, dan Kalimantan Selatan 65 persen.
Sedangkan di tingkat kabupaten, Tito menyebut tingkat partisipasi pemilih mencapai 77,52 persen dan 69,04 persen untuk partisipasi pemilih di tingkat wali kota.
Ia juga mengatakan, Pilkada 2020 merupakan yang terbesar kedua dalam hal jumlah pemilih, setelah Pemilu Amerika Serikat. Total ada 96 pemilu di dunia sepanjang 2020.
"Dengan tingkat partisipasi 76 persen lebih, artinya hampir 77 juta pemilih yang hadir pada saat hari pemungutan suara se-Indonesia. Ini adalah election nomor dua terbesar di seluruh dunia," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/21/15280091/mendagri-sebut-partisipasi-pemilih-pilkada-2020-diapresiasi-dubes-as