Salin Artikel

Soroti PJJ, FSGI Sebut Peserta Didik Sulit Atasi Masalah Psikologis

Berdasarkan pemantauan FSGI pada pelaksanaan PJJ Fase pertama yang berlangsung dari Maret hingga Juni 2020, peserta didik cenderung mampu mengatasi tekanan psikologis. Sebab, sebelumnya pembelajaran tatap muka (PTM) sempat dilakukan selama 9 bulan.

Selain itu, guru mata pelajaran, wali kelas, dan teman-teman satu kelasnya masih sama dan mereka sudah sempat komunikasi aktif sebelumnya, sehingga sudah saling mengenal dan bisa saling membantu.

“Hasil pemantauan pada PJJ Fase kedua, anak-anak lebih sulit mengatasi permasalahan psikologis, sehingga berpengaruh pada kesehatan mental seorang anak atau remaja,” ujar Dewan Pakar FSGI Retno Listyarti dalam keterangan tertulis, Minggu (1/11/2020).

“Karena pada fase kedua ini, anak naik kelas dengan situasi yang berubah, wali kelasnya ganti, guru mata pelajarannya berbeda, dan kemungkinan besar kawan—kawan sekelasnya juga berbeda dari kelas sebelumnya,” lanjut dia.

Retno mengatakan, pergantian kelas dengan suasana yang baru tanpa tatap muka, membuat peserta didik sulit memiliki teman dekat untuk saling berbagi ataupun bertanya.

Akibatnya, kesulitan pembelajaran yang dialami, ditanggung sendiri oleh peserta didik jika dia tidak berani bertanya kepada guru atau temannya. Hal ini, tidak dapat dipungkiri juga berdampak kepada aspek psikososial dari peserta didik.

“Di antaranya adalah perasaan bosan karena harus tinggal di rumah, khawatir tertinggal pelajaran, timbul perasaan tidak aman, merasa takut karena terkena penyakit, merindukan teman-teman, dan khawatir tentang penghasilan orangtua,” papar Retno.

Menurut Retno, orangtua juga bisa menjadi penguat sekaligus bisa menjadi sumber masalah bagi anak.

Sumber masalah yang dimaksud yakni terjadi kekerasan secara emosional karena tidak memiliki kesabaran saat mendampingi anak belajar. Diantaranya kekerasan verbal misalnya merendahkan kemampuan anak dalam belajar.

Selain itu, orangtua juga kerap menerapkan pola mendisiplinkan anak yang tidak tepat, contohnya, memberikan hukuman dan sanksi yang dianggap bagi sebagian orangtua justru akan membangkitkan semangat pada anak.

Padahal, justru yang dilakukan orang tua adalah sebaliknya, anak mendapatkan tekanan psikologis dari pola yang dilakukan orangtua.

Lebih lanjut, Masalah ketidakmerataan akses terhadap fasilitas pendukung untuk pembelajaran daring maupun luring juga dialami peserta didik. Dampaknya peserta didik harus mempunyai sistem belajar sendiri.

Sehingga, terdapat sejumlah peserta didik yang kesulitan memahami pelajaran, bahkan ada anak tidak memahami instruksi guru.

Oleh sebab itu, Retno berharap, Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan dapat berperan dalam membantu masyarakat, orang tua maupun anak untuk mengatasi dampak psikologis dari kebijakan PJJ yang diterapkan.

“Kementerian Kesehatan dan Dinas-dinas Kesehatan di daerah, harus bersinergi dengan Dinas-dinas Pendidikan, Kantor Kementerian agama di Kabupaten/kota maupun provinsi untuk ikut bantu membina kesehatan mental peserta didik,” ujar Retno.

“Seberapa efektif upaya ini sampai di sasarannya, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi pasca tewasnya seorang siswi SD karena dianiaya orangtua saat sulit diajari PJJ, dan kasus bunuh dirinya siswa MTs di Kota Tarakan, dan siswi SMAN di Kabupaten Gowa,” tutur dia.

https://nasional.kompas.com/read/2020/11/01/23243141/soroti-pjj-fsgi-sebut-peserta-didik-sulit-atasi-masalah-psikologis

Terkini Lainnya

Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke