Hal itu disampaikan Pompeo dalam pidatonya saat acara bertajuk "Nurturing the shared civilizational aspirations of Islam Rahmatan li al-‘Alamin" yang digelar GP Ansor, Kamis (29/10/2020).
"Saya di Indonesia. Karena saya percaya Indonesia menunjukkan jalan ke depan. Tidak ada satu pun alasan agama Islam tidak bisa hidup berdampingan dengan damai bersama agama Kristen dan Buddha," ucap Pompeo.
Pompeo kemudian menyinggung kelompok-kelompok yang memelintir ajaran agama Islam untuk membenarkan aksi kekerasan.
Akan tetapi, menurut dia, Indonesia dan Amerika Serikat mengetahui bahwa hidup berdampingan secara damai dan saling menghargai dapat diwujudkan.
Menurut Pompeo, setelah Reformasi 1998, Indonesia memberikan sebuah model bagaimana orang dengan latar belakang yang berbeda dapat hidup berdampingan.
Sejak reformasi, Indonesia dinilai memiliki iklim demokrasi yang fleksibel, inklusif, dan toleran.
Pompeo menilai, hal itu sekaligus mematahkan anggapan sekelompok orang yang beranggapan bahwa Indonesia hanya bisa diatur oleh pemimpin yang membatasi hak rakyatnya.
"Anda telah membuat sebuah model bagaimana kelompok etnis dan agama serta ideologi politik yang berbeda dapat hidup berdampingan secara damai dan menyelesaikan perbedaan pendapat dengan cara demokratis," ucapnya.
Acara ini menjadi agenda Pompeo yang ketiga selama berada di Indonesia pada hari ini.
Pada Kamis pagi, Pompeo telah bertemu dengan Menlu RI Retno Marsudi. Setelah itu, ia bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/29/18460541/menlu-as-nilai-indonesia-telah-memberi-model-hidup-dengan-toleransi