Menurut dia, mobilitas dari lokasi penduduk padat ke lokasi yang tidak padat semisal desa juga akan menimbulkan potensi penularan.
"Jadi artinya apa? Harus kita garis bawahi ada potensi orang bawa virus corona. Dengan demikian ada potensi penularan. Ujungnya siap-siap mengalami peningkatan," kata Ede kepada Kompas.com, Senin (26/10/2020).
Oleh karena itu, lanjut Ede, perlu ada mitigasi yang dilakukan oleh pemerintah dan juga masyarakat.
Mitigasi pertama yang harus dilakukan pemerintah adalah gencar mengingatkan risiko penularan Covid-19.
Pemerintah juga diminta untuk menggencarkan solusi dari potensi risiko penularan tersebut.
Salah satu solusinya adalah dengan selalu menerapkan protokol kesehatan, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak (3M).
"Nah solusinya itu ya 3M kepada masyarakat ketika dia melakukan mudik," ujar dia.
Ia menuturkan, jelang liburan panjang ini ada baiknya semua kendaraan umum ataupun pribadi melakukan disinfeksi.
Tidak perlu keseluruhan mobil, kata Ede, cukup memberikan disinfektan pada area yang sering disentuh orang banyak saja.
"Apalagi kendaraan pribadi ini yang kadang-kadang sebaiknya tetap dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan bahwa kita masih pandemi," ucap dia.
Untuk diketahui, pemerintah menetapkan 28 dan 30 Oktober 2020 sebagai cuti bersama peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sesuai Surat Keputusan Presiden nomor 17 tahun 2020.
Sementara tanggal 31 Oktober dan 1 November 2020 jatuh pada hari Sabtu dan Ahad yang merupakan libur akhir pekan.
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/26/15203341/libur-panjang-ahli-ingatkan-bahaya-penularan-covid-19