JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan, kandidat vaksin Merah Putih rencananya akan diuji praklinis pada November. Saat ini, perkembangan kandidat vaksin itu telah mencapai 55 persen.
"Perkembangannya sampai saat ini kita telah 55 persen dari target yang sudah ditetapkan. Insya Allah bulan depan kita bisa mulai uji praklinis kepada hewan," ujar Amin ketika dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (15/10/2020).
Apabila uji praklinis berjalan lancar, Amin memprediksi kandidat vaksin Merah Putih akan diserahkan ke PT Bio Farma pada Februari atau Maret 2021.
Setelah diserahkan, ia memperkirakan uji klinis akan rampung pada akhir 2021.
"Setelah itu diharapkan sudah mendapatkan izin edar dari BPOM dan setelah itu bisa diproduksi. Sehingga nanti kira-kira awal 2022 kita bisa produksi massal," ungkap Amin.
"Diharapkan vaksin Merah Putih bisa memenuhi sedikitnya 50 persen keperluan vaksin di Indonesia," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengatakan, vaksin Merah Putih buatan Indonesia diperkirakan baru siap pada 2022.
Sambil menanti vaksin tersebut siap, pemerintah bekerja sama dengan China dan Inggris dalam mendapatkan kandidat vaksin Covid-19.
Kandidat vaksin yang dimaksud yakni Sinovac (China), Sinopharm (China), dan AstraZeneca (Inggris).
“Sambil menunggu vaksin Merah Putih yang diperkirakan baru akan siap pada awal 2022, kita manfaatkan kerja sama dengan China dan Inggris," ujar Terawan, dikutip dari siaran pers di laman resmi Kemenkes, Kamis (15/10/2020).
"Karena vaksin ini perlu dua kali suntik, maka kita perlu atur prioritas pemberian vaksin. Kita prioritaskan dahulu pada tenaga kesehatan garda terdepan,” tutur dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/15/21413541/eijkman-prediksi-uji-praklinis-vaksin-merah-putih-dilakukan-pada-november