Yurianto mengatakan, pihaknya menyerahkan kasus tersebut ke pihak kepolisian.
"Terimakasih, tinggal kita serahkan ke pihak berwajib saja," kata Yurianto kepada Kompas.com, Sabtu (20/6/2020).
Yurianto tak menjawab saat ditanya bagaimana bisa terjadi kebocoran data atau peretasan data pasien tes Covid-19 itu.
Ia juga belum merespons saat ditanya mengapa data tersebut bisa dijual secara online.
Ia menyerahkan sepenuhnya ke aparat kepolisian untuk menelusuri hal itu.
Diberitakan, peretas bernama akun Database Shopping mengklaim memiliki 231.636 data pribadi dari orang yang telah melakukan tes Covid-19.
Data tersebut ia jual di situs terbuka Raid Forums, situs yang juga digunakan hacker untuk menjual data pengguna Tokopedia beberapa waktu lalu.
Data yang dihimpun adalah data sensitif berisi nama, nomor telepon, alamat, hasil tes PCR, dan lokasi tempat pasien dirawat.
Di dalamnya juga terdapat kolom NIK meskipun tidak terisi. Sebagai bukti, hacker tersebut turut melampirkan sampel data yang dimiliki.
Sampel tersebut terdiri dari tujuh nama WNI dan tiga WNA dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) di Provinsi Bali. Peretas mengklaim memiliki database dari daerah lain.
Peretas menjual database, yang diklaim berisi pasien Covid-19 di Indonesia, dengan harga 300 dollar AS atau sekitar Rp 4,2 juta.
https://nasional.kompas.com/read/2020/06/20/08251811/data-pasien-tes-covid-19-dijual-online-pemerintah-serahkan-ke-polisi