Sebab jika tidak, kata dia, para tenaga kesehatan akan sangat kerepotan karena banyak korban yang berjatuhan akibat virus corona.
"Upaya-upaya pencegahan menjadi prioritas. Kalau kita gagal upaya pencegahan, maka kita akan dilanda tsunami pasien-pasien dan kemudian rumah sakit-rumah sakit akan penuh," ujar Imam dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Senin (30/3/2020).
"Tenaga-tenaga medis akan kewalahan dan fasilitas rumah sakit tidak mungkin mampu menampung pasien berdatangan," lanjut dia.
Apalagi, kata dia, saat ini sudah banyak korban yang berjatuhan akibat Covid-19 baik yang terlaporkan maupun tidak.
Banyaknya korban tersebut, kata dia, akan sangat merepotkan tenaga kesehatan yang terbatas.
Ditambah lagi, sudah banyak pula tenaga medis yang berjatuhan dan ikut menjadi korban.
"Upaya pencegahan harus menjadi prioritas. Saatnya tidak main-main, saatnya kita penuh kesadaran untu melakukan disiplin diri, disiplin sosial, saling mengingatkan antar sesama untuk menepati apa yang sudah dikemukakan. Tanggung jawab pribadi dan sosial," kata dia.
Imam mengatakan, upaya pencegahan bukan hanya tugas pemerintah tetapi juga masyarakat untuk membantu para tenaga medis dan pekerja-pekerja lain seperti petugas kebersihan.
Intervensi dari berbagai pihak kepada mereka harus dilakukan agar mereka bertambah kuat dalam mengemban tugasnya.
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/30/15480221/sosiolog-pencegahan-covid-19-harus-jadi-prioritas-agar-tak-ada-tsunami