Salin Artikel

Gerak Cepat Lawan Corona

BAK cendawan di musim hujan. Usai Presiden Joko Widodo mengumumkan dua orang yang positif terjangkit virus Corona pada Senin (2/3/2020) lalu, jumlah pasien yang terjangkit virus ini terus bertambah.

Hingga Minggu (15/3/2020), jumlah pasien yang positif terjangkit virus Corona di Indonesia sudah mencapai 117 kasus.

Tak dapat dipungkiri, kondisi ini membuat publik semakin jeri dengan virus ini.
Apalagi, salah satu pasien yang dinyatakan positif terjangkit virus Corona adalah Budi Karya Sumadi, salah satu menteri di Kabinet Jokowi.

Menteri Perhubungan dua periode ini dinyatakan terjangkit virus Corona dengan nomor identitas Pasien 76.

Informasi ini membuat masyarakat makin was was. Pasalnya, jika pejabat setingkat menteri saja bisa kena, bagaimana dengan warga biasa.

Ramai -ramai liburkan sekolah

Seiring meningkatnya jumlah pasien yang terjangkit virus Corona serta sebarannya yang makin meluas, sejumlah pemerintah daerah berinisiatif meliburkan sekolah.

DKI Jakarta misalnya. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan meliburkan seluruh sekolah di Ibu Kota selama dua pekan ke depan, terhitung sejak Senin (16/3/2020).

Anies meminta kegiatan belajar mengajar dilakukan melalui metode jarak jauh atau di rumah. Tak hanya itu, Anies juga menutup destinasi wisata yang dikelola Pemprov DKI Jakarta.

Kebijakan itu dilakukan guna mencegah penyebaran virus Corona di Jakarta.

Langkah DKI Jakarta meliburkan sekolah diikuti sejumlah Pemerintah Daerah. Sebut saja Pemkot Depok, Pemkot Bogor, Pemkot Bekasi, Solo dan sejumlah wilayah lain.

Tak hanya meliburkan sekolah, sejumlah kepala daerah juga menerbitkan edaran yang meminta jajaran di bawahnya mengurangi aktivitas di kerumunan dan membatalkan perjalanan dinas.

Alasan mereka sama, berikhtiar mencegah menyebarnya virus Corona yang semakin menggila.

Lamban dan tak transparan

Sejumlah kalangan mengkritik langkah pemerintah yang dinilai lamban dalam menangani virus asal Wuhan, China ini.

Selain itu, pemerintah juga dianggap menganut premis yang sama sekali keliru. Alih-alih mengantisipasi secara serius ancaman virus ini, pemerintah melalui pernyataan para pejabat dan elitenya terkesan meremehkan seakan-akan Indonesia imun terhadap serangan virus ini.

Hal ini membuat pemerintah terlihat gagap dan kelimpungan saat virus ini benar-benar datang dan menyerang.

Kegagapan ini terlihat dari sejumlah kesalahan yang dilakukan baik oleh pejabat pemerintah pusat maupun daerah. Koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah juga tampak lemah.

Kondisi ini diperparah dengan kebijakan pemerintah yang secara sengaja membatasi informasi mengenai ancaman dan perkembangan penyebaran virus Corona.

Ini terlihat dari minimnya informasi mengenai dampak virus ini terhadap pasien serta lokasi-lokasi penularannya.

Kebijakan ini bertolak belakang dengan kebijakan negara lain yang sama-sama sedang memerangi virus ini.

Pemerintah Korea Selatan, misalnya, mereka secara berkala menyiarkan bukan hanya kasus tetapi juga lokasi dari ditemukannya kasus. Ini dilakukan agar publik tak panik, lebih waspada dan juga hati-hati.

Bekerja dan beribadah di rumah

Setelah dihujani banyak kritik, pemerintah mulai bebenah.

Pemerintah menetapkan penyebaran virus Corona sebagai bencana nasional non-alam.

Selain itu, Presiden juga membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
Presiden Jokowi secara khusus juga meminta agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah. Masyarakat diminta bekerja dan beribadah di rumah.

Menurut Jokowi, langkah ini perlu dilakukan agar penanganan virus Corona bisa dilakukan dengan lebih maksimal.

Selain itu, Jokowi juga meminta semua orang untuk mulai bekerja sama dan saling tolong-menolong agar penanganan Covid-19 bisa dilakukan dengan baik.

Namun, apakah hal itu cukup guna menangkal penyebaran virus Corona yang semakin merajalela.

Jika belum cukup, lantas apa saja yang mesti dilakukan pemerintah guna mengatasi dan melawan virus ini?

Ikuti pembahasannya dalam talkshow Dua Arah, Senin (16/3/2020), yang disiarkan langsung di Kompas TV mulai pukul 22.00 WIB.

https://nasional.kompas.com/read/2020/03/16/10460091/gerak-cepat-lawan-corona

Terkini Lainnya

Jokowi Terima Kunjungan Menteri Iklim Norwegia di Istana, Bahas Masalah Sawit hingga Aksi Iklim

Jokowi Terima Kunjungan Menteri Iklim Norwegia di Istana, Bahas Masalah Sawit hingga Aksi Iklim

Nasional
Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Diisi Petinggi Gerindra, Dasco: Itu Hak Presiden Terpilih

Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Diisi Petinggi Gerindra, Dasco: Itu Hak Presiden Terpilih

Nasional
Pertiwi Pertamina Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan dan Kesejahteraan Holistik Pekerja Pertamina

Pertiwi Pertamina Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan dan Kesejahteraan Holistik Pekerja Pertamina

Nasional
Fraksi PDI-P Usul Pasal TNI Bisa Pensiun Usia 65 Tahun Dikaji Ulang

Fraksi PDI-P Usul Pasal TNI Bisa Pensiun Usia 65 Tahun Dikaji Ulang

Nasional
Gunung Ibu di Halmahera Kembali Meletus, Abu Vulkanik Tertiup ke Pengungsian Warga

Gunung Ibu di Halmahera Kembali Meletus, Abu Vulkanik Tertiup ke Pengungsian Warga

Nasional
Prabowo Sebut Indonesia Siap Evakuasi dan Rawat hingga 1.000 Warga Palestina di RS Indonesia

Prabowo Sebut Indonesia Siap Evakuasi dan Rawat hingga 1.000 Warga Palestina di RS Indonesia

Nasional
Anggota Komisi I DPR Yakin RUU TNI Tak Bangkitkan Dwifungsi ABRI

Anggota Komisi I DPR Yakin RUU TNI Tak Bangkitkan Dwifungsi ABRI

Nasional
Bertemu Menhan AS, Prabowo: Saya Apresiasi Dukungan AS Dalam Modernisasi Alutsista TNI

Bertemu Menhan AS, Prabowo: Saya Apresiasi Dukungan AS Dalam Modernisasi Alutsista TNI

Nasional
Bertemu Zelensky, Prabowo Bahas Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Bertemu Zelensky, Prabowo Bahas Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Nasional
Keluarga Besar Sigar Djojohadikusumo Gelar Syukuran Terpilihnya Prabowo Presiden RI di Langowan

Keluarga Besar Sigar Djojohadikusumo Gelar Syukuran Terpilihnya Prabowo Presiden RI di Langowan

Nasional
Banyak Keterlambatan, Ketepatan Penerbangan Jemaah Haji Baru 86,99 Persen

Banyak Keterlambatan, Ketepatan Penerbangan Jemaah Haji Baru 86,99 Persen

Nasional
Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Kemenhub Catat 48 Keterlambatan Penerbangan Jemaah Haji, Paling Banyak Garuda Indonesia

Nasional
PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

PSI: Putusan MA Tak Ada Kaitannya dengan PSI maupun Mas Kaesang

Nasional
Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Kunker ke Sichuan, Puan Dorong Peningkatan Kerja Sama RI-RRC

Nasional
Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Jokowi Beri Ormas izin Usaha Tambang, PGI: Jangan Kesampingkan Tugas Utama Membina Umat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke