Indonesia, menurut Muhadjir, memiliki masalah yang besar pada usia angkatan kerja karena stunting. Lebih dari separuh dari jumlah usia angkatan kerja di Indonesia pernah mengalami stunting.
"Usia kerja kita itu mantan stunting 54 persen. Kalau sekarang ini jumlah usia kerja kita 196 juta. Kira-kira ada sekitar 100 juta mantan stunting," kata Muhadjir melalui keterangan tertulis Kemenko PMK, Minggu (9/2/2020).
Menurut Muhadjir, permasalahan stunting apabila tidak diselesaikan akan terus memunculkan angkatan kerja Indonesia yang pernah penderita stunting. Apalagi pada tahun 2030 Indonesia akan mengalami bonus demografi.
Maka dari itu, Pemerintah akan berusaha selesaikan permasalahan stunting hingga serendah mungkin.
Sebab, masalah stunting pada anak ketika di masa depan apabila sudah memasuki usia kerja akan menghasilkan angkatan kerja yang tidak kompetitif.
Dalam lima tahun terakhir, permasalahan stunting di Indonesia mengalami kemajuan yang positif.
Berdasarkan data Survey Status Gizi Balita Indonesia, pada 2019 menunjukkan prevelensi stunting sebesar 27,67 persen, mengalami penurunan dari tahun 2018 yang sebesar 30.8 persen.
"Kalau bisa Indonesia mencapai angka stunting yang sangat rendah (kurang dari 14 persen). Itu kalau kita ingin menyiapkan bonus demografi berkualitas. Kemudian sampai balita usia dini ini juga menjadi tanggung jawab kita mencegah mereka dari stunting," kata Muhadjir.
"Apabila sudah lolos dari stunting itu sudah lumayan, baru setelah itu kita antar dengan memajukan pendidikan," ujar mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.
https://nasional.kompas.com/read/2020/02/09/16444311/menko-pmk-100-juta-angkatan-kerja-indonesia-pernah-alami-stunting