Salin Artikel

Hari-hari Terakhir Yun Hap, Mahasiswa UI Korban Tragedi Semanggi II

Saat itu, Yun Hap bersama beberapa temannya tengah bersiap untuk kembali ke kampusnya, Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat.

Namun, tiba-tiba rombongan truk tentara melaju kencang dari arah Jalan Thamrin.

Tak berselang lama setelah parade truk tentara terlihat, rentetan peluru tajam dimuntahkan dengan arah membabi-buta.

Orang-orang berlari, berhamburan menyelamatkan diri. Dari rentetan tembakan itu, ternyata salah satu peluru tersebut mengenai Yun Hap.

Peluru bersarang di rahang kiri Yun Hap. Dia pun tewas.

Yup Hap meninggal ketika bergabung dalam gelombang demontrasi menentang Rancangan Undang-Undang (RUU) Penanggulangan Keadaan Bahaya (PKB) yang dibahas pemerintah dan DPR.

Salah seorang teman Yun Hap, Adi, baru mengetahui tembakan membabi-buta itu telah menewaskan sahabatnya setelah truk yang mengangkut tentara berlahan menjauh pergi.

"Saya tahu setelah saya cari tidak ada. Dan setelah saya datang ke kamar mayat, baru saya tahu kalau itu teman saya," kata Adi, mengutip pemberitaan Harian Kompas, 25 September 1999.

Pertemuan terakhir sang bunda

Beberapa hari sebelum gelombang demontrasi berlangsung, Yun Hap telah berencana bergabung bersama barisan demonstran untuk menolak aturan yang dianggap membahayakan itu. 

Rencana tersebut bahkan disampaikannya kepada ibunya, Ho Kim Ngo.

Sang ibu sempat mengingatkan Yun Hap untuk tak turun ke jalan.

"Hap, jangan ikut. Tahun ini ciong siau ular," tulis Ho Kim Ngo dalam buku "Saatnya Korban Bicara: Menata Derap Merajut Langkah".

Ho Kim Ngo mengingatkan Yun Hup dengan mengaitkan tradisi China bahwa itu sebagai pertanda tidak bagus.

Namun, saran sang ibunda tak membuat Yun Hap menarik niatnya turun ke jalan.

Pada 23 September 1999, rencana Yun Hap pun terlaksana. Dia bergabung menolak RUU PKB.

Malamnya, pukul 22.00 WIB, Yun Hap memberitahu Ho Kim Ngo bahwa dirinya tidak pulang ke rumah.

Paginya, Yun Hap pulang dan sampai ke rumah pukul 09.00 WIB. Tak ada orang yang ditemuinya saat itu, rumahnya kosong.

Ayahnya, Yap Pit Sing, tengah bekerja dan adiknya, Yun Yie berangkat kuliah.

Tak berselang lama, Ho Kim Ngo tiba di rumah setelah mencari sayuran di pasar. Tidak lama kemudian, Liana, adik Yun Hap lainnya menyusul pulang dari sekolah.

Ketika bertemu Ho Kim Ngo, Yun Hap pun memberi tahu bahwa dia lapar. Kemudian, Yun Hap makan sayuran yang dimasak Ho Kim Ngo.

Setelah makan, sekitar pukul 11.00 WIB, Yun Hap menyetel TV dan melihat laporan berita terkait demonstrasi pada 23 September 1999.

Dalam laporan pemberitaan itu terjadi korban luka dan meninggal dalam demonstrasi yang juga diikuti Yun Hap.

Ho Kim Ngo yang juga sama-sama mendengar laporan berita itu pun mengingatkan Yun Hap agar lagi turun ke jalan.

"Hap, kamu jangan ikut demo lagi, itu lihat ada yang meninggal dan banyak yang terluka,"  Ho Kim Nkatago.

Seperti sebelumnya, Yun Hap tetap pergi dan bergabung dalam demontrasi.

Benar saja, sekitar pukul 12.00 WIB, dengan membawa tas, Ho Kim Ngo menanyakan niatan Yun Hap, "Hap, kamu mau ke mana?" Yun Hap menjawab, "Mau ke kampus."

Ternyata, suara tersebut menjadi kali terakhir bagi keduanya berinteraksi. Saat meninggalkan rumah, hanya Ho Kim Ngo dan Liana yang mengantarnya. 

Keduanya sama-sama bertemu untuk kali terakhir dengan Yun Hap. 

Laporan tersebut menyebutkan, terjadi kekacauan setelah aparat melepaskan peluru ke massa demo.

Yap Pit Sing berdalih, sang putra tak kunjung pulang mungkin karena situasi sedang kacau, kemudian TV mereka matikan.

"Belakangan kami tahu tahu bahwa di akhir tayangan itu ada berita tentang Yun dan fotonya. Tantenya bilang, 'Namanya tidak jelas dan Yun Hap dilumuri darah'," tulis Ho Kim Ngo.

Belum ada informasi dan kepastian keberadan Yun Hap itu membuat keluarganya panik dan tidak bisa tidur.

Tengah malam, tiba-tiba telepon berdering. Yap Pit Sing bergegas mengangkatnya.

Ternyata, telepon itu datang dari seorang sahabat Yun Hap. Seseorang melalui telepon itu meminta alamat rumah Yun Hap.

Mereka juga memberitahu bahwa Yun Hap ada di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

"Tidak lama kemudian, teman-teman Yun Hap dan Pak Dadan (dosen Universitas Trisakti) sampai ke rumah. Bapaknya langsung emosional," kata Ho Kim Ngo.

Yap Pit Sing sudah berkeyakinan ketika teman-temannya tiba di rumah bahwa putranya telah meninggal. Mereka pun langsung beranjak ke RSCM.

Setelah keluarga memastikan Yun Hap tewas, jenazah disemayamkan di Balai Mahasiswa Kampus UI Salemba, Sabtu (25/9/1999).

Kemudian, jenazah dibawa keluarga dan disemayamkan di Yayasan Rumah Duka Abadi, Daan Mogot, Jakarta Barat, sebelum dimakamkan di Pemakaman Pondok Rangon, Minggu (26/9/1999).

https://nasional.kompas.com/read/2020/01/20/06415741/hari-hari-terakhir-yun-hap-mahasiswa-ui-korban-tragedi-semanggi-ii

Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke