Salin Artikel

Meski Jumlah Penumpang Turun, Kereta Api Tetap Jadi Pilihan Favorit

KOMPAS.com – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, dua hari terakhir ini jumlah penumpang Kereta Api (KA) menurun sekitar 6 sampai 8 persen dibanding tahun lalu.

“Penurunan itu untuk penumpang kereta jarak pendek, yaitu ke Cirebon dan Pekalongan. Kalau kereta jarak jauh seperti Jakarta-Solo, Jakarta-Jogja, tetap padat,” kata Budi dalam keterangan tertulis (23/12/2019).

Ia menduga penurunan itu disebabkan tingginya antusias masyarakat untuk menjajal tol Elevated Jakarta-Cikampek.

Pernyataan Menhub diperkuat hasil riset Badan Litbang Perhubungan. Dari 2500 responden, 48 persen akan melakukan perjalanan Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) memakai mobil.

“Masyarakat yang tadinya naik KA, sekarang mencoba lewat tol. Misalnya tujuan ke Solo, ingin mampir-mampir dulu ke Cirebon, Semarang, dan sebagainya,” kata Budi.

Meski begitu, menurut dia KA masih merupakan moda favorit pilihan masyarakat untuk libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Pendapat itu dikatakan Budi saat melepas keberangkatan KA Jaka Tingkir jurusan Stasiun Pasar Senen-Stasiun Purwosari Solo, di Stasiun Pasar Senen Jakarta, Sabtu (21/12/2019).

Menhub pada kesempatan tersebut juga menyempatkan diri untuk berbincang dengan para penumpang di dalam kereta.

“Tadi penumpang yang saya tanya merasa senang karena harga tiket KA murah dan pembayaran mudah. Saya juga melihat sekarang kereta ekonomi tempat duduknya lebih lega,” kata Budi.

Ia pun meminta PT KAI memperhatikan detail pelayanan seperti kenyamanan dan kebersihan bangku, serta kemudahan membeli tiket.

Budi turut mengingatkan akan pentingnya ketepatan dan manajemen waktu dalam perjalanan KA.

“Saya apresiasi tadi tepat pukul 16.00 WIB, KA sudah berangkat. Selain pelayanan, kami juga concern terkait dengan keamanan seperti adanya perlintasan sebidang dan rawan longsor,” kata Menhub.

https://nasional.kompas.com/read/2019/12/23/16165341/meski-jumlah-penumpang-turun-kereta-api-tetap-jadi-pilihan-favorit

Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke