Menurut dia, salah satu masalah yang jadi tantangan Jokowi yakni soal gerakan radikalisme di masyarakat atau kelompok tertentu.
"Saya ingatkan bahwa masalah agama ini perlu dimanajemen dengan baik. Saya khawatir kalau kita membiarkan terhadap gerakan-gerakan radikalisme seperti yang sekarang sering kita lihat," ujar Nasaruddin saat memberikan pidato kebangsaan dalam acara yang digelar PARA Syndicate di Jakarta, Kamis (17/10/2019).
Nasaruddin menilai, perlu ada sistem proteksi secara mendasar terhadap ancaman gerakan dan ideologi radikalisme di Indonesia dalam pemerintahan Jokowi.
Akhir-akhir ini, menurut dia, masyarakat sedikit gusar karena maraknya gerakan atau paham radikalisme.
"Akhir-akhir ini masyarakat sedikit resah. Kita gagal mengurusi permasalahan agama seperti munculnya paham atau gerakan radikalisme. Luar biasa perkembanganya, jadi kita harus ciptakan proteksi yang sangat bagus bagaimana harus ada re-Indonesia untuk kehidupan beragama di sini," papar dia.
Nasaruddin mendorong pemerintah lewat Kementerian Agama mendalami dan menyaring ajaran dari luar yang masuk ke Indonesia.
Sebab, saat ini masyarakat mudah memperoleh informasi dari dunia maya.
"Penting saat ini kita harus menata Indonesia, wujud masyarakat apa yang ingin kita bentuk, apakah garis keras, liberal, atau moderat. Kalau enggak punya blueprint-nya, bagaimana?" ucap dia.
"Sebelum ada agama atau aliran kepercayaan luar masuk ke Indonesia, harus ada proses peng-Indonesiaan lewat nilai-nilai Pancasila," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2019/10/17/17253611/imam-besar-istiqlal-masyarakat-resah-kita-gagal-urusi-persoalan-agama