Anies menyebut pemfilteran udara di ruangan ini adalah penanganan jangka pendek bagi sekolah yang terdampak.
"Kami akan kirim tim di situ untuk pemfilteran agar sekolah itu bisa bebas. Dalam jangka pendek itu dilakukan. Dalam jangka pendek agar anak tidak terekspos dengan polutan ketika mereka belajar. Khususnya pada saat dalam ruangan," ucap Anies di Balairung, Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (16/9/2019).
Menurut dia, cara ini pernah dilakukannya saat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Mekanismenya, sekolah yang terkena asap berpolutan akan dipasang penyaring udara dengan bahan dasar kain atau bahan dakron.
"Saya pernah terapkan itu tahun 2015 di kawasan-kawasan yang ada kebakaran itu kami menggunakan penutup untuk ruang-ruang kelas semuanya. Sehingga tetap bisa sehat meski di luar ada asap," jelasnya.
Teknologi ini, kata dia, dikembangkan oleh ilmuwan dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Itu buatan seorang prosfesor dari ITB yang kita undang kemudian kita tempatkan hal yang sama kita lakukan di sekolah-sekolah di Jakarta yang terekspos polutan yang cukup tinggi," kata dia.
Sebelumnya, warga Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara mengeluhkan keberadaan industri rumahan pembakaran arang dari batok kelapa dan peleburan timahyang ada di Jalan Inspeksi Cakung Drain.
Alasannya, asap yang dikeluarkan dari sejumlah lapak tersebut kerap kali menyebabkan asap tebal dan bau yang menyengat.
Akibatnya, salah seorang guru SDN Cilincing 07 pagi berinisial S mengalami pneumonia akut.
SDN tersebut pun terpapar banyak asap hingga keramik menjadi hitam. Bau arang dan lelehan timah juga selalu tercium di ruang kelas saat kegiatan belajar mengajar dilakukan.
https://nasional.kompas.com/read/2019/09/16/13340091/sd-yang-terpapar-asap-industri-di-cilincing-akan-dipasangi-kain-sebagai