Demikian diungkapkan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato kontemplasi di kediamannya, Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (9/9/2019).
Seketika, rasa syukurnya mengalir kepada Allah. SBY berterima kasih atas segala karunia yang telah diberikan kepadanya.
Namun, aliran rasa syukur dan bahagia itu tertambat pada rasa haru dan duka.
Ia mengenang dua orang yang sangat dicintai, yakni sang ibunda Siti Habibah dan sang istri Kristiani Herawati yang telah pergi ke pangkuan sang pencipta.
SBY merasa sunyi. Tidak ada ucapan ceria dan hangat dari sang istri pada peringatan hari ulang tahun ini.
"Ini adalah hari ulang tahun yang pertama, yang di tengah malam yang hening, tak ada lagi yang memeluk saya, seraya membisikkan kata-kata yang indah....'selamat ulang tahun, Pepo. Happy birthday. Panjang usia, bahagia dan sukses selalu'," kenang SBY.
Ia mengatakan, meskipun sang isteri tercinta sudah tak ada lagi di dunia ini, ia akan selalu berada dihatinya.
"Menyatu dengan memori indah, yang kami bangun selama 43 tahun bersamanya," kata SBY.
Seluruh perasaan diresapi dengan baik oleh SBY. Ia menyebut, inilah kehidupan yang dipenuhi dengan paradoks.
Satu titik, dua sisi. Dua sisi dari satu mata uang logam. Kodrat keseimbangan dalam domain kekuasaan Tuhan.
"Semua hukum di kehidupan ini, hadir dan kita rasakan hari ini. Paling tidak untuk diri saya secara pribadi," ujar SBY.
https://nasional.kompas.com/read/2019/09/09/20505441/syukur-dan-duka-di-ulang-tahun-ke-70-sby