Salin Artikel

Menurut Kak Seto, Kekerasan 22 Mei 2019 Sebabkan Anak Menilai Politik Kotor

KOMPAS.com – Anak-anak merupakan usia di mana seseorang sangat mudah untuk mengingat dan meniru berbagai hal yang terjadi di sekitarnya.

Anak dapat terdampak peristiwa yang mereka ketahui, baik secara langsung maupun tidak. Semua peristiwa itu memengaruhi tumbuh kembang seorang anak, khususnya secara psikis.

Anak juga dapat terdampak aksi kekerasan yang terjadi pada 22 Mei 2019. Apalagi, peristiwa tersebut disiarkan secara langsung di berbagai media massa.

Media sosial sebagai media yang sangat dekat dengan masyarakat pun banyak dihiasi dengan berbagai aksi kekerasan pasca-demonstrasi yang kental bernuansa politik tersebut.

Psikolog anak Seto Mulyadi saat dihubungi Kompas.com Kamis (23/5/2019) sore, menyebut bahwa kekerasan ini memiliki dampak besar terhadap psikologi anak, khususnya dalam pembentukan trauma dan persepsi dalam diri mereka.

"Kami menanyakan beberapa kalangan orangtua, kemudian juga beberapa anak-anak di sekitar kompleks. Pertama memang menyatakan 'takut, ngeri'. Lalu kedua, juga memberikan suatu gambaran atau citra negatif terhadap politik, atau partai politik," kata pria yang akrab disapa Kak Seto itu.

Menurut dia, praktik kekerasan sebagaimana tersaji beberapa hari terakhir ini dapat memunculkan citra tentang politik itu sendiri di benak anak-anak, untuk yang melihat apalagi mengalaminya.

"Sampai ada beberapa anak yang saya tanya, 'ah politik kotor, politik jelek, jahat'. Ini kan sangat disayangkan kalau itu kemudian memberikan citra negatif terhadap para politisi itu sendiri," ujar Kak Seto.

Bahkan, Kak Seto mengaku ada anak-anak usia sekolah dasar kelas 5 atau 6 yang sudah bisa menyatakan tidak ingin ayahnya menjadi seorang politisi. Hal itu karena mereka sudah menganggap politik sebagai sesuatu yang buruk, penuh kekerasan dan permusuhan.

Untuk itu, ia selalu menyerukan dalam berbagai kesempatan untuk tidak melibatkan anak-anak dalam urusan politik, misalnya pada kegiatan kampanye.

Ia menyebut, dalam upaya menjaga anak-anak dari bahaya yang mungkin timbul akibat kekerasan dalam politik seperti yang baru-baru ini terjadi, orangtua ada baiknya mengawasi dan mengurangi konsumsi media anaknya.

Hal itu dikarenakan anak-anak sangat rentan terpengaruh oleh lingkungan.

"Memang sebaiknya ada semacam ‘diet’ menonton TV dulu, 'diet' media sosial, sehingga dialihkan kepada dunia mereka yang indah, dunia bermain. Jadi bermain itu kan macam-macam, bisa permainan tradisional, bisa bermain bersama keluarga," ujar ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) ini.

Selain orangtua, lingkungan yang lebih luas juga turut berperan dalam menentukan keberhasilan melindungi anak-anak dari paparan kekerasan dalam politik, misalnya di tataran rukun tetangga  (RT) atau rukun warga (RW).

"Mungkin peran dari lembaga RT dan RW yang saya harapkan juga bisa menggerakkan warganya masing-masing supaya terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif kekerasan itu tadi," ucap tokoh yang terkenal dengan boneka Si Komo ini.

https://nasional.kompas.com/read/2019/05/24/03030061/menurut-kak-seto-kekerasan-22-mei-2019-sebabkan-anak-menilai-politik-kotor-

Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke