Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas mengenai banyaknya jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia.
Din menilai peristiwa tersebut dapat dikategorikan sebagai tragedi kemanusiaan, mengingat jumlah petugas yang meninggal dunia mencapai ratusan orang.
"Kami datang karena kami menilai kematian sekian banyak orang, sekarang 600 meninggal, ribuan masih sakit. Ini adalah kejadian luar biasa atau bisa dipandang sebagai tragedi kemanusiaan yang enggak bisa dipandang remeh," ujar Din saat ditemui seusai pertemuan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Menurut Din, pemerintah harus segera bersikap terkait peristiwa itu. Jika tidak, akan muncul anggapan pemerintah melakukan semacam pembiaran.
Akibatnya, kata Din, akan muncul praduga yang kontraproduktif karena peristiwa tersebut tak bisa dipisahkan dengan agenda politik pemilihan umum.
Oleh sebab itu, Din mengusulkan pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta yang terdiri dari berbagai elemen, termasuk masyarakat sipil.
Tim tersebut bertujuan untuk menyelidiki penyebab kematian ratusan petugas KPPS.
Selain itu, Din bersama anggota aliansi juga mengusulkan dilakukannya otopsi oleh pihak yang berwenang.
"Kejadian ini kan berhimpit dengan agenda politik, pemilu dan pilpres, maka sangat sensitif, rentan terhadap munculnya praduga yang kontraproduktif bagi kita semua. Maka harus dijernihkan, harus dijelaskan," kata Din.
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Jumat (10/5/2019), jumlah penyelenggara pemilu ad hoc yang meninggal dunia bertambah menjadi 469 orang. Selain itu, sebanyak 4.602 lainnya dilaporkan sakit.
Penyelenggara yang dimaksud meliputi Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Jika dibandingkan data KPU data Selasa (7/5/2019), jumlah penyelenggara pemilu meninggal bertambah sebanyak 13 orang. Sementara, yang sakit bertambah jadi 944 orang.
Baik penyelenggara pemilu yang meninggal maupun sakit sebagian besar karena kelelahan dan kecelakaan.
https://nasional.kompas.com/read/2019/05/14/15195751/bertemu-ketua-dpr-din-syamsuddin-bahas-tragedi-kemanusiaan-pemilu-2019