Salin Artikel

Saat Soeharto Tetap ke Mesir di Tengah Gejolak Demonstrasi Mahasiswa

Perekonomian Indonesia yang memburuk merupakan alasan demonstrasi dan berbagai aksi unjuk rasa. Gerakan ini tak hanya dilakukan oleh mahasiswa saja, melainkan dari kelompok masyarakat yang menuntut Presiden Soeharto mundur.

Di tengah gejolak aksi mahasiswa yang meluas, Soeharto malah meninggalkan Indonesia untuk berkunjung ke Mesir. Soeharto bukan melakukan wisata, melainkan mendatangi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-15 pada 9 Mei 1998.

Dikutip dari Harian Kompas yang terbit pada 10 Mei 1998, Soeharto terbang ke Mesir menggunakan pesawat khusus MD-11 Garuda Indonesia dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Presiden Soeharto melambaikan tangan kepada Wakil Presiden BJ Habibie, Menteri Kabinet Pembangunan VII, Panglima ABRI, Kepala Staf Angkatan dan Wakil Kepala Kepolisian RI, dan pejabat-pejabat lain yang melepas kepergiannya.

Pada pukul 15.30 waktu setempat atau 19.30 WIB, pesawat Garuda Indonesia yang ditumpangi Soeharto akhirnya mendarat di Kairo. Kedatangannya disambut oleh Presiden Mesir Hosni Mubarak, PM Kamel Ganzouri, Kepala Dewan Kepresidenan Dr Zakaria Azmi, dan Menlu Ali Alatas.

Setelah acara penyambutan yang berlangsung singkat, Presiden Soeharto menuju hotel Sheraton Heliopolis tempatnya menginap selama acara tersebut.

KTT G-15 Kairo

Acara ini dibuka pada 11 Mei 1998 dan menyinggung masalah krisis ekonomi Asia yang telah mendapat perhatian khusus dari kepala negara/pemerintahan G-15.

Setelah sidang, Presiden Mubarak mengadakan acara makan siang bersama dengan kepala negara/pemerintah G-15 itu. Kemudian dilanjutkan acara keliling kota mengunjungi obyek-obyek wisata di kota itu.

Presiden Soeharto juga diberikan kesempatan mewakili kepala negara/pemerintahan G-15 menggunting pita meresmikan pameran produk dan proyek G-15.

Ikut serta dalam pameran itu, Aljazair, India, Mesir, Malaysia, Senegal, Peru, Zimbabwe, Kenya, Nigeria, Meksiko, Indonesia dan Brazil. Proyek-proyek Mesir tampak paling banyak digelar dalam pameran tersebut.

Presiden Hosni Mubarak secara khusus membawa kepala negara/pemerintahan G-15 ke stand kementerian penerangan yang menunjukkan proses peluncuran satelit Mesir, NileSat, di Perancis.

Soeharto bertolak ke Sharm Al Sheik

Pada 12 Mei 1998, Presiden Soeharto beserta kepala negara/pemerintahan Kelompok 15 (G-15) lainnya tiba di Sharm Al Sheikh yang terletak sekitar 800 km arah tenggara kota Kairo. Mereka kembali meneruskan KTT hari kedua G-15 di kota tersebut.

Dikutip dari Harian Kompas yang terbit pada 13 Mei 1998, Dalam KTT G-15 di Sharm Al Sheikh, telah dibahas beberapa masalah yang menyangkut persoalan dunia ketiga. Namun disebut ada dua agenda utama yang menjadi pembicaraan serius kepala negara/pemerintahan G-15 itu

Pertama, cara mencegah dampak sosial krisis Asia, sehingga kekacauan lebih buruk yang dapat mencegah proses pembangunan dapat dihindarkan. Kedua, agenda dan draf rekomendasi KTT G-15 yang akan disampaikan pada penutupan KTT G-15.

Di Indonesia, pada 12 Mei 1998 kondisi politik kian tak menentu. Sebab, saat itu empat mahasiswa Universitas Trisakti tewas saat melakukan demonstrasi menuntut Soeharto mundur.

Tidak hanya empat mahasiswa, tindakan aparat juga menewaskan sejumlah warga. Tentu saja tragedi di Grogol, Jakarta Barat ini menyebabkan aksi demonstrasi akan membesar di kemudian hari. Soeharto terancam.

Sebelum meninggalkan Kairo, Soeharto mengunjungi dan meletakkan karangan bunga di Tugu Prajurit.

Agenda acara kunjungan Presiden Soeharto di Cairo terpaksa diadakan perubahan. Rencana akan pindah dari hotel Sheraton Heliopolis ke Istana Koubbeh usai KTT G-15, dibatalkan.

Presiden Hosni Mubarak yang semula akan menerima Presiden Soeharto di Istana Al Ittihadiyah juga dibatalkan, dan diganti dengan kunjungan Presiden Mubarak kepada Presiden Soeharto di Hotel Sheraton Heliopolis.

Namun, Presiden Hosni Mubarak dan Presiden Soeharto telah menyepakati perjanjian hubungan bilateral Indonesia-Mesir.

Pada 14 Maret 1998, Presiden Hosni Mubarak mengantar langsung Presiden Soeharto dari Sheraton Heliopolis menuju Bandara Kairo.

Ketika sampai di Jakarta, permasalahan kembali hadir pada benak Soeharto. Mahasiswa dan masyarakat sudah berhasil menduduki Gedung DPR/MPR dua hari setelah kedatangannya. Soeharto akhirnya melepaskan jabatan presiden pada 21 Mei 1998.

Artikel khusus mengenai kejatuhan Soeharto dapat dibaca di: VIK: Kejatuhan (daripada) Soeharto.

https://nasional.kompas.com/read/2019/05/09/17015971/saat-soeharto-tetap-ke-mesir-di-tengah-gejolak-demonstrasi-mahasiswa

Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke