Salin Artikel

KPI Imbau Lembaga Penyiaran Sajikan Pemberitaan yang Merekatkan Bangsa

KOMPAS.com - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) berharap lembaga penyiaran mampu menyajikan pemberitaan yang menyejukkan dan merekatkan kembali ikatan sosial di masyarakat yang sempat renggang.

Pernyataan ini disampaikan KPI pasca-pemungutan suara dalam Pemilu 2019, juga penayangan hasil hitung cepat atau quick count.

"KPI berharap melalui penyiaran, televisi, dan radio dapat menghadirkan konten siaran yang mampu membangun persaudaraan, serta memulihkan masyarakat dari perseteruan," ujar Komisioner KPI yang juga Koordinator Bidang Pengawasan Isi Siaran, Hardly Stefano Pariela dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Rabu (17/4/2019).

Sebelumnya, KPI mengapresiasi lembaga penyiaran yang patuh terhadap Surat Edaran KPI Nomor 1 Tahun 2019 tentang Pemberitaan, Penyiaran, dan Iklan Kampanye Pemilihan Umum Tahun 2019 di lembaga Penyiaran.

Aturan itu menyebutkan bahwa penyiaran quick count baru bisa dipublikasikan dua jam setelah proses pemungutan suara berlangsung WIB, tepatnya pukul 15.00 WIB.

Selain itu, sebagai fungsi kontrol sosial, lembaga penyiaran juga diharapkan tetap meliput seluruh proses penghitungan suara pemilu yang dihitung secara berjenjang mulai hari ini di tempat pemungutan suara (TPS) hingga penghitungan tingkat nasional.

Tujuannya, agar masyarakat mendapatkan informasi kepemiluan yang valid dan akurat dari penyelenggara pemilu.

KPI juga meminta lembaga penyiaran secara terus menerus untuk menyebutkan bahwa quick count bukanlah hasil resmi, serta meminta masyarakat bersabar sampai hasil penghitungan resmi dari KPU selesai.

Sementara, dalam mempublikasikan hasil hitung cepat, KPI tidak menemukan adanya pemberitaan bersifat kampanye.

Meski demikian, KPI berharap lembaga penyiaran tak menayangkan klaim kemenangan secara berlebihan dari pihak-pihak tertentu.

"Mari kita hormati proses dan tahapan pemilu yang masih berlangsung hari ini," ujar Hardly.

https://nasional.kompas.com/read/2019/04/17/21183811/kpi-imbau-lembaga-penyiaran-sajikan-pemberitaan-yang-merekatkan-bangsa

Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke