Hasil itu merupakan survei yang dilakukan lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
"Kalau swing voters dia ada di tengah, bisa diambil buat 2 tokoh, itu jumlahnya sekitar 10,9 persen," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani saat konferensi pers di kantornya, Jumat (12/4/2019).
Dengan begitu, sisa responden yang memilih masing-masing paslon merupakan strong voters.
Dengan metode pengukuran langsung, paslon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, memperoleh elektabilitas sebesar 56,8 persen. Artinya, sebanyak 50,4 persen merupakan strong voters.
Di sisi lain, paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapatkan 37 persen suara responden, dengan 32,5 persen di antaranya adalah strong voters.
Sementara sisanya sebanyak 6,3 persen merupakan undecided voters.
Deni menuturkan, pasangan Jokowi-Ma'ruf dapat mendulang suara dari swing voters, sementara Prabowo-Sandiaga dapat meraup elektabilitas dari undecided voters.
"Kecenderungan undecided itu memang lebih banyak ke Prabowo-Sandiaga. Jadi Jokowi akan bisa memengaruhi swing voters. Tapi kalau Prabowo-Sandi dia bisa dapat insentif dari undecided," ungkapnya.
Survei tersebut dilakukan pada 5-8 April 2019. Dari populasi orang yang telah memilih hak pilih, diperoleh 2.568 responden melalui stratified multistage random sampling.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.285 responden berhasil diwawancarai secara valid lewat tatap muka.
Margin of error survei sebesar 2,1 persen dan tingkat kepercayaannya sebesar 95 persen. Namun, margin of error tersebut dikatakan dapat lebih besar karena efek desain survei.
https://nasional.kompas.com/read/2019/04/12/17074481/survei-smrc-swing-voters-sebesar-109-persen