"Pak Jokowi dan kami di TKN tidak memedulikan pendapat orang nyinyir seperti Ferdinand. Ibarat anjing menggonggong kafilah berlalu, Ferdinand nyinyir Pak Jokowi berlalu," ujar Antoni kepada Kompas.com, Rabu (28/11/2018) siang.
Ferdinand sebelumnya mengatakan bahwa Presiden Jokowi memperalat lembaga negara agar sebuah proyek infrastruktur rampung lebih cepat dari jadwal yang telah dikalkulasi.
Hal ini dinilai hanya demi mengeruk keuntungan politik pribadi.
Pernyataan Ferdinand merujuk pada pidato Presiden Jokowi dalam acara CEO Forum dan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, Selasa (27/11/2018) kemarin.
Pada dua acara itu, Presiden Jokowi mengaku, meminta agar proyek jalan tol Lampung-Palembang dapat dioperasikan April 2019.
Sebab, ia mendapatkan laporan bahwa proyek itu dapat dioperasikan bulan Juni 2019.
"Mbok agak maju sedikit ke bulan April. Biar ada manfaatnya," kata Jokowi.
Presiden Jokowi kemudian meluruskan apa maksud dari pernyataan "biar ada manfaatnya."
"Maksudnya manfaat buat Lebaran ya Jadi sudah bisa dari Lampung ke Palembang, mudik Lebaran pakai mobil. Bukan untuk Pemilu. Pasti mikirnya Pemilu ini," ujar Jokowi.
Kemudian, Presiden Jokowi melanjutkan, "tapi ya itu (Pemilu) juga."
Antoni melanjutkan, permintaan Jokowi sebagai kepala negara itu adalah hal yang wajar.
"Pertama, permintaan Pak Jokowi itu amanah konstitusional yang harus dilakukan, bahwa dia harus bekerja maksimal 5 tahun, menyelesaikan PR, termasuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang selama ini memiliki kendala," ujar Antoni.
Ia menambahkan, dengan semakin cepatnya proyek infrastruktur rampung, masyarakat akan semakin cepat pula menuai kemudahannya.
"Apalagi banyak infrastruktur yang mangkrak selama 10 tahun, kemudian oleh Pak Jokowi digeber secara serius agar masyarakat benar-benar merasakan infrastruktur yang baik, yang nyaman dan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi," ujar Antoni.
Hal yang paling penting adalah percepatan itu tidak sampai mengabaikan tata kelola sebuah proyek infrastruktur.
https://nasional.kompas.com/read/2018/11/28/14090921/timses-ferdinand-nyinyir-jokowi-berlalu