Menurut dia, perubahan itu terlihat dari cara Jokowi menanggapi berbagai kejadian dengan ungkapan-ungkapan yang keras.
Terakhir, ketika Jokowi menyebut ingin menabok pihak yang menudingnya sebagai anggota PKI.
"Saya melihat Pak Jokowi agak emosional belakangan ini dan saya tidak tahu alasannya. Tetapi sebagai pembaca gesture, Pak Jokowi tidak serileks dulu," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Selasa (27/11/2018).
Fahri menilai, hal itu tidak terlepas dari pengaruh orang-orang di sekitar Jokowi. Menurut dia, Jokowi terlalu sering mendengarkan pujian dari orang-orang sekitar.
Ketika mendengar kenyataan pahit yang dilontarkan lawan politiknya, Jokowi dianggapnya gusar.
Menurut Fahri, seharusnya sejak awal Jokowi merangkul orang-orang yang suka mengkritik.
"Cintailah orang yang kritis, yang suka berpendapat beda. Orang yang ngomong pahit tetapi menyampaikan kebenaran. Daripada orang yang bermanis-manis tapi semuanya isinya bohong," kata Fahri.
Fahri mengatakan, sebenarnya Jokowi juga bisa menenangkan masyarakat jika ia bersikap tenang selama masa kampanye.
"Pak Jokowi itu kalau dia tenang seperti dulu, rakyat akan melihat dia lebih tenang. Itu yang saya khawatir, ada perubahan yang saya enggak tahu sebabnya," ujar dia.
https://nasional.kompas.com/read/2018/11/27/15101311/fahri-hamzah-pak-jokowi-agak-emosional-belakangan-ini-tidak-serileks-dulu