Salin Artikel

Survei LSI: Imbauan Tokoh Agama Paling Berpengaruh dalam Pilpres 2019

"Sebesar 51,7 persen pemilih menyatakan bahwa mereka sangat mendengar imbauan dari tokoh agama ," ujar peneliti LSI Ikrama Masloman dalam konferensi pers di Kantor LSI, Jakarta, Rabu (14/11/2018).

Sementara, tokoh dan profesi lain himbauannya dinilai tak terlalu berpengaruh signifikan pada pemilih.

Hanya 11 persen responden yang menyatakan akan mendengar imbauan politisi. Sedangkan, pemilih yang mengaku mendengar imbauan atau pendapat pengamat hanya 4,5 persen.

Profesi lain seperti pengusaha hanya dipilih 3,5 persen responden, akademisi kampus 1,8 persen, aktivis LSM 1,7 persen dan artis terkenal 1,1 persen. Sisanya sebesar 24,7 persen memilih tidak tahu/tidak menjawab.

"Bagi pemilih Indonesia, tokoh agama adalah profesi yang paling didengar imbauannya dibandingkan profesi lain," ucap Ikrama.

Survei mencatat, mereka yang menyatakan tokoh agama paling kuat pengaruhnya merata di semua segmen pemilih. Baik yang berpendidikan tinggi maupun rendah, berpendapatan tinggi maupun wong cilik, pemilih milenial maupun pemilih lansia, serta semua segmen pemilih partai dan calon presiden. Semua segmen itu memilih mendengarkan imbauan tokoh agama ketimbang profesi lain.

Survei ini dilakukan secara nasional di 34 Provinsi pada 10-19 Oktober 2018. Survei menggunakan 1.200 responden dengan metode multistage random sampling. Margin of error dari survei ini sebesar +/- 2,8 persen. Survei dibiayai sendiri oleh LSI.


https://nasional.kompas.com/read/2018/11/14/15300771/survei-lsi-imbauan-tokoh-agama-paling-berpengaruh-dalam-pilpres-2019

Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke