Keenam mobil Dumlap tersebut disiagakan di lima lokasi yang menjadi prioritas, yakni di daerah Balaroa, Pantai Talise, Desa Petobo, Pantola, dan wilayah hotel Roa-Roa.
Sementara, karena akses jalan yang masih sulit dilewati, Kemensos mengirimkan dua truk bahan makanan ke Kabupaten Donggala.
"Saya arahkan ke lima titik utama yang setelah kami survei, bukan Donggala ya tapi di Palu, menjadi titik-titik terberat. Jadi sudah saya perintahkan semua unit mobil masuk ke lima wilayah itu, daerah prioritas," ujar Agus saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (1/10/2018).
Agus menjelaskan, satu unit mobil Dumlap dapat menghasilkan sekitar 2.000 nasi bungkus sekali masak dalam sehari.
Jika dihitung tiga kali memasak dalam sehari, maka enam unit mobil dapat menghasilkan 36.000 nasi bungkus.
Menurut Agus, seluruh unit mobil Dumlap telah tiba di lokasi pada Minggu (30/9/2018).
Akan tetapi, mobil tersebut baru dapat dioperasikan pada Senin (1/10/2018) karena keterbatasan bahan makanan, bahan bakar kendaraan dan gas untuk memasak.
"Karena banyak hal yang harus kami siapkan sebelum operasi, misalnya gas tabung sebelum masak, bensin kendaraan, kemudian ketersediaan bahan untuk masak. Masak sayur mayurnya harus ada bahan-bahannya. Itu kan harus belanja. Belanja yang masif. Sementara uang, cek, belum bisa dicairkan," kata Agus.
Sejak gempa berkekuatan magnitudo 7,4 SR mengguncang dan tsunami melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Jumat (28/9/2018) pukul 17.02, korban jiwa dan kerusakan terus bertambah.
Hingga pukul 13.00 WIB, Senin (1/10/2018), tercatat, 844 orang meninggal dunia, 90 orang hilang, serta 632 luka berat dan dirawat di rumah sakit.
Selain itu, ada 48.025 jiwa mengungsi di 103 titik di Kota Palu. Sementara jumlah pengungsi di Kabupaten Donggala, datanya belum dapat disampaikan.
.
.
https://nasional.kompas.com/read/2018/10/01/20244691/kemensos-siagakan-6-mobil-dapur-umum-di-5-lokasi-gempa-di-palu