Namun, dari jumlah tersebut, hanya sembilan gempa yang dirasakan oleh warga Palu dan Donggala.
"Sampai dengan hari ini sudah terjadi gempa susulan 254 kali. Tapi yang dirasakan hanya sembbilan kali," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho, di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Senin (1/10/2018).
Menurut Sutopo, gempa besar pasti akan diikuti gempa susulan. Hal itu merupakan proses penyeimbangan yang normal.
Namun demikian, dari kondisi saat ini bisa dilihat bahwa kekuatan gempa susulan kian mengecil.
"Menunjukkan intensitasnya mengecil," ujar Sutopo.
Jika kembali terjadi gempa susulan, Sutopo mengimbau warga untuk segera keluar dari rumah atau bangunan, serta menghindari tempat-tempat yang mudah longsor.
"Jika terjadi gempa susulan, warga diimbau segera keluar dari rumah atau gedung, mencari tempat-tempat yang lapang, hindari lereng bukit yang mudah longsor, hindari tiang listrik, baliho," terang Sutopo.
Sejak gempa berkekuatan magnitudo 7,4 SR mengguncang dan tsunami melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Jumat (28/9/2018) pukul 17.02, korban jiwa dan kerusakan terus bertambah.
Hingga pukul 13.00 siang ini, tercatat, 844 orang meninggal dunia, 90 orang hilang, serta 632 luka berat dan dirawat di rumah sakit.
Selain itu, ada 48.025 jiwa mengungsi di 103 titik di Kota Palu. Sementara jumlah pengungsi di Kabupaten Donggala, datanya belum dapat disampaikan.
https://nasional.kompas.com/read/2018/10/01/14544531/bnpb-hingga-siang-ini-terjadi-254-gempa-susulan-di-palu-dan-donggala