Salin Artikel

Mako Brimob Kelapa Dua, dari Kasus Gayus Tambunan hingga Kerusuhan yang Berulang

Pada November 2017, kerusuhan juga pernah terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua. Saat itu, petugas melakukan penyisiran ponsel terhadap para tahanan.

Mako Brimob Kelapa Dua juga mengingatkan pada sosok Gayus Tambuhan, tahanan kasus mafia pajak, pencucian uang, dan penyuapan.

Pada 2010, Gayus yang tengah mendekam di Mako Brimob Kelapa Dua, bisa keluar rutan dan menyaksikan pertandingan tenis di Bali.

Kasus Gayus juga menyeret pimpinan Rutan Mako Brimob Kelapa Dua dan sejumlah petugas polisi menjadi tersangka kasus penyuapan.

Berikut sejumlah persoalan yang pernah mencuat terkait Mako Brimob Kelapa Dua:

November 2010

Saat masih menjalani persidangan perkaranya dan ditahan di Rumah Tahanan Markas Brimob Kelapa Dua, Gayus pergi ke Bali untuk menonton pertandingan tenis Commonwealth Bank Tournament of Champions 2010.

Dengan menggunakan paspor palsu, Gayus bahkan bisa ke Makau, Kuala Lumpur, dan Singapura.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri saat itu, Irjen Iskandar Hasan, menyebutkan, dari bulan Juli-November 2010, Gayus kongkalikong dengan sembilan petugas, termasuk Kepala Rutan Mako Brimob saat itu.

Total suap yang diterima oleh Kepala Rutan sendiri mencapai angka Rp 50-Rp 60 juta, sedangkan delapan anggota lainnya menerima Rp 5-Rp 6 juta. 

Sembilan polisi menjadi tersangka kasus suap atas keluarnya Gayus dari Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Mereka adalah Kepala Rutan Mako Brimob Kepala Dua saat itu, Komisaris Iwan Siswanto, serta delapan anggota lainnya, yaitu Briptu BH, Briptu DA, Briptu DS, Briptu AD, Bripda ES, Bripda JP, Bripda S, dan Bripda B.

Baca: Sembilan Polisi Jadi Tersangka

Iwan dan delapan petugas Rutan Mako Brimob Kelapa Dua ditetapkan sebagai tersangka atas tuduhan menerima suap sehingga Gayus bisa bebas dari dalam sel.

Dalam kasus ini, Iwan divonis 4 tahun penjara.

10 November 2017

Pada 10 November 2017, terjadi kerusuhan di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat.

Saat itu, petugas Densus 88 melakukan sweeping di sel-sel narapidana. Petugas menyita sejumlah ponsel.

Baca: Kerusuhan di Mako Brimob karena Penyitaan Ponsel Tahanan

Penyitaan ponsel itu membuat salah satu napi tidak terima dan memancing keributan. Ia memancing petugas dengan mengeluarkan ucapan yang memprovokasi.

Aksi tersebut memancing reaksi petugas dan tahanan di blok lain.

8 Mei 2018

Kerusuhan yang terjadi pada Selasa (8/5/2018), diduga karena adanya keributan antara petugas dengan tahanan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) M Iqbal mengatakan, peristiwa ini berawal dari keributan antara tahanan dan petugas kepolisian karena masalah makanan.

Ada pihak keluarga narapidana terorisme yang sedang berkunjung menolak pemeriksaan atas makanan yang dibawanya.

Dalam peristiwa ini, lima polisi gugur dan satu narapidana kasus terorisme tewas dalam insiden tersebut.

Satu narapidana terorisme itu ditembak karena melawan dan merebut senjata petugas.

https://nasional.kompas.com/read/2018/05/09/18230801/mako-brimob-kelapa-dua-dari-kasus-gayus-tambunan-hingga-kerusuhan-yang

Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke