Dalam waktu dekat, kata Nurhayati, Demokrat belum akan menentukan sikap, akan merapat ke koalisi pendukung Presiden Joko Widodo, Prabowo, atau membentuk poros ketiga.
"Seperti saya tekankan di tahun politik semua ada penjajakan apalagi komunikasi politik wajar dilakukan baik menjajaki visi misi ke depan kpada siapa saja kami masih melakukan komunikasi politik," ujar Nurhayati saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/4/2018).
Nurhayati pun menganggap rencana pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman sebagai suatu hal yang wajar. Sebab, Demokrat juga pernah berkoalisi dengam PKS.
Namun, ia tak menjawab apakah pertemuan tersebut juga merupakan sinyal bahwa Demokrat akan berkoalisi dengan PKS pada Pilpres 2019.
"Saya kira itu wajar bukannya dulu kami koalisi dengan PKS dengan partai lain. Hal ini bukan hal baru atau tak wajar. Ini hal wajar saja," tuturnya.
Kemungkinan poros ketiga
Sebelumnya, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengungkapkan dirinya akan bertenu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam waktu dekat.
Keduanya bertemu untuk membicarakan kemungkinan munculnya poros ketiga dalam Pilpres 2019.
Keinginan SBY tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan pada Selasa (17/4/2018) lalu saat bertemu Sohibul di kantor DPP PKS.
"Setelah kami bicara, kata Pak Syarief, semua pembicaraan akan disampaikan ke Pak SBY dan katanya nanti akan di-follow up di mana nanti Pak SBY ingin ketemu saya. Jadi ya saya tunggu saja," ujar Sohibul saat ditemui di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Jumat (20/4/2018).
Menurut Sohibul, idealnya muncul lebih dari satu atau dua pasangan capres-cawapres pada Pemilu 2019.
Jika hanya ada dua pasangan calon, kata Sohibul, maka kekhawatiran timbulnya segregasi sosial akan semakin besar.
Oleh sebab itu, Sohibul menilai gagasan untuk memunculkan poros ketiga merupakan suatu hal yang bagus.
"Intinya bagi kami, idealnya capres itu tidak satu pasang, lebih dari satu atau dua. Nah kalau dua juga ada kekhawatiran nanti terjadi segregasi sosial. ada kubu ini, ada kubu itu," kata Sohibul.
"Dan oleh karena itu gagasan memunculkan poros ketiga saya kira bagus, jadi kekhawatiran itu ya tidak terjadi," ucapnya.
Selain Demokrat, masih ada dua partai lain di parlemen yang belum menyatakan dukungan secara resmi yakni Partai Amanat Nasional (PAN dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Ketiga partai tersebut memungkinkan untuk membentuk poros ketiga jika sepakat untuk berkoalisi.
Sementara itu, PKS kemungkinan besar akan berkoalisi dengan Gerindra mengusung Prabowo Subianto sebagai capres.
Di sisi lain, PDI-P, Golkar, Nasdem, Hanura dan PPP telah menyatakan dukungan secara resmi kepada Presiden Joko Widodo.
https://nasional.kompas.com/read/2018/04/23/18070671/demokrat-kami-masih-menjajaki-segala-kemungkinan-pada-pilpres-2019