Salin Artikel

First Travel dalam Jeratan Tumpukan Utang Miliaran Rupiah...

Dalam sidang yang dilangsungkan di Pengadilan Negeri Depok, jaksa penuntut umum menghadirkan sejumlah saksi dari pihak vendor.

Sejumlah vendor pun mengungkapkan kesaksiannya bahwa First Travel memiliki sejumlah utang yang mencapai puluhan miliar rupiah kepada para vendor.

Berikut adalah sejumlah utang vendor yang terungkap dalam persidangan kemarin.

1. Utang Rp 50 miliar ke vendor tiket pesawat

Saksi Umar Abdul Aziz selaku vendor tiket pesawat menyatakan, sepanjang 2016 hingga Juni 2017, First Travel telah melunasi biaya tiket untuk 14.000 jemaah. Adapun pembayaran pada tahun 2016 berjalan dengan lancar.

"Tahun 2016 itu tidak ada masalah, hitungannya per jemaah dari PP Jakarta-Jeddah harganya sekitar Rp 12.950.000 hingga Rp 13.900.000," kata dia.

Namun, permasalahan pembayaran terjadi pada Januari-Maret 2017. Menurut dia, First Travel hanya membayar sebagian dari total tunggakan tiket pesawat yang mencapai Rp 92 miliar.

"Sisanya sekitar Rp 50 miliar-lah," kata Umar ke jaksa.

(Baca: First Travel Berutang Rp 50 Miliar ke Vendor Tiket Pesawat)

Umar menuturkan, First Travel menyerahkan sejumlah aset melalui akta jual beli sebagai jaminan pembayaran atas tunggakan tiket pesawat.

Jaksa Heri Jerman mengonfirmasi keterangan Umar yang telah diberikan sejumlah aset seperti kantor pusat First Travel di Depok, rumah pendiri First Travel Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan di Sentul, rumah Siti Nuraidah alias Kiki Hasibuan di Depok, apartemen, dan lima kendaraan mewah.

"Ditotal berapa jumlah aset yang diserahkan?" tanya jaksa.

"Sekitar Rp 36 miliar lebih, Pak," ucap Umar.

Umar juga mengaku menerima jaminan berupa cincin emas seberat 22,6 gram.

Saksi Holiludin dalan kesaksiannya menjelaskan, ia telah menjalin kerja sama sebagai vendor pelayanan handling di Bandara Soekarno-Hatta dengan First Travel sejak bulan November 2016.

Holiludin bertugas menangani jemaah sejak kedatangan di bandara, proses check-in, pemberangkatan jemaah, hingga pemulangan jemaah.

Pihaknya mematok tarif layanan sebesar Rp 40.000 per jemaah.

Akan tetapi, pembayaran yang dilakukan oleh First Travel kepada pihaknya mulai bermasalah sejak Februari 2017.

"Permasalahannya kalau saya lihat dari segi finansial. Bulan November-Desember 2016 payment-nya lancar, kemudian terhambat pada Februari 2017," ujar dia.

Holiludin memperkirakan, utang yang belum dibayar oleh First Travel berkisar Rp 300 juta.

"Sekitar Rp 300 juta ke PT Global Mitra Persada Insani (vendor handling di bandara)," kata dia.

(Baca: First Travel Masih Berutang Rp 300 Juta ke Vendor "Handling" Bandara)

3.Utang Rp 2,4 Miliar untuk Pengadaan 90.000 Koper

Jaksa penuntut umum juga menghadirkan saksi Arifin Tahir. Ia adalah vendor sejumlah perlengkapan umrah untuk jemaah yang berangkat melalui biro perjalanan umrah First Travel.

Dalam kesaksiannya, Arifin telah menjalin kerja sama untuk pengadaan perlengkapan umrah dengan First Travel sejak 2015.

Sejumlah perlengkapan yang disediakan pihak Arifin berupa koper, sabuk, dan dompet.

"Harga koper untuk paket promo itu Rp 196.000, paket reguler dan VIP Rp 410.000. Harga sabuk Rp 14.000, sama semua (untuk seluruh paket). Kalau dompet Rp 9.000," ujar Arifin.

Arifin mengatakan, pembayaran dari First Travel ke pihaknya selalu lancar sejak 2015 hingga Juni 2016. Setelah itu, pembayaran terhadap vendor cenderung bermasalah.

Ia menyebutkan, First Travel berutang ke vendornya sebesar Rp 2,4 miliar untuk pengadaan koper.

(Baca: First Travel Utang Rp 2,4 Miliar untuk Pengadaan 90.000 Koper Jemaah Umrah)

Kepada jaksa, Arifin mengungkapkan bahwa utang Rp 2,4 miliar tersebut untuk pengadaan 90.000 koper pada periode November 2016-Juni 2017.

"Untuk koper paket umrah promo sekitar 87.500 koper, untuk reguler dan VIP 2.500 koper," kata dia.

Arifin mengaku telah berupaya menagih utang tersebut. Namun, utang miliaran rupiah itu tak kunjung dibayarkan oleh First Travel.

https://nasional.kompas.com/read/2018/04/05/07241281/first-travel-dalam-jeratan-tumpukan-utang-miliaran-rupiah

Terkini Lainnya

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Nasional
Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Nasional
Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Nasional
Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke