"Jokowi harus menaikkan pertumbuhan ekonomi yang sekarang masih 5,07 persen, kan maunya 7 persen. Itu kan butuh pendamping yang punya visi ekonomi yang kuat," ujar Mekeng di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa malam (27/3/2018).
Tak hanya itu, kata Mekeng, selain sosok yang punya visi ekonomi. Sosok pendamping Jokowi yang ideal juga harus punya jaringan partai politik yang kuat di DPR RI.
"Jaringan partai juga (harus) kuat, supaya bisa backup di parlemen," kata dia.
Mekeng pun menganggap, sosok yang punya dua kriteria tersebut adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto. Meski demikian, Jokowi punya hak untuk memilih Menteri Perindustrian RI tersebut sebagai wakilnya pada Pilpres mendatang.
"Bagi Golkar iya. Tapi bagi pak Jokowi kan haknya dia menentukan," ujar Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Timur partai berlambang beringin tersebut.
Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie sebelumnya menilai, Airlangga Hartarto layak menjadi calon wakil presiden pendamping Presiden Jokowi pada Pilpres 2019.
Sementara Wakil Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menyadari bahwa keputusan cawapres tetap ada di Jokowi.
Namun, di internal Partai Golkar muncul aspirasi kader yang menginginkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk maju sebagai cawapres Jokowi.
Aspirasi itu, kata dia, muncul saat Tim Pemenangan Pemilu Sumatera melakukan roadshow di tujuh provinsi di Sumatera. Selain itu, ada pula pembahasan di tingkat DPP, tetapi masih dalam diskusi-diskusi kecil.
https://nasional.kompas.com/read/2018/03/28/06241291/jokowi-dianggap-butuh-cawapres-yang-punya-visi-ekonomi-dan-kuat-di-parlemen