Salin Artikel

Cerita Guru Bahasa Indonesia Pertama di Queensland...

Rumah tangga Iman pun terdampak ekonomi negara yang morat-marit.

"Dulu inflasi sampai 650 persen," kata Iman saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Brisbane, Queensland, Australia, Kamis (8/3/2017).

"Gaji saya cuma cukup untuk enam hari," tutur dia.

Iman kala itu bekerja sebagai pembantu dosen di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung (sekarang Universitas Pendidikan Indonesia).

Pria kelahiran Majenang, Jawa Tengah 1 Januari 1932 ini kemudian memutuskan untuk mencari tempat kerja lain. Sebetulnya ada beberapa tawaran, seperti mengelola IKIP di Bali atau menjadi dosen di Sumatera Selatan.

"Tapi itu saya tolak," kata dia. Alasannya, istri yang tak setuju.

Lalu, ada tawaran dari perusahaan minyak asal Amerika Serikat yang beroperasi di Kalimantan Timur. Iman ditawari jadi kepala di sekolah yang didirikan perusahaan tersebut di lingkungan tempat tinggal karyawannya.

Tak berpikir panjang, Iman kemudian mengetik surat lamaran untuk ditujukan ke perusahaan itu.

"Namun saat saya membuat surat itu datang sebuah surat tawaran dari Monash University di Melbourne (Australia) yang menawari saya mengajar bahasa Indonesia di universitas tersebut," ujar Iman.

Iman langsung setuju. Surat yang tadinya ditujukan kepada perusahaan Amerika Serikat di Kalimantan Timur diubah jadi untuk Monash University.

Iman yang lima tahun sebelumnya lulus dengan gelar master bidang pendidikan dari Exeter University di Inggris, langsung berangkat tahun itu juga.

Pemerintah Indonesia memberi izin Iman untuk bekerja di Monash hanya empat tahun. "Jadi sekitar 1970 saya pulang dan mengajar lagi di IKIP," kata bapak lima anak itu.

Setahun kemudian, sepulangnya mengajar dari kampus, Iman mendapati sepucuk surat di rumahnya. Isinya, tawaran untuk mengajar di Anglican Church Grammar School di Brisbane. Tawaran ini disambut Iman sekeluarga.

Menurut Iman, surat itu datang setelah salah seorang mantan mahasiswanya di Monash University memberikan rekomendasi kepada kepala sekolah Anglican Church agar memperkerjakan dirinya untuk mengajar Bahasa Indonesia.

"Sejak saat itulah Bahasa Indonesia mulai diajarkan di Queensland. Dan sekolah tempat saya mengajar adalah pilot projectnya," ujar dia.

Iman adalah guru Bahasa Indonesia pertama di Negara Bagian Queensland. Dia juga didaulat jadi penasihat pengajaran Bahasa Indonesia. Selain mengajar, kala itu dia juga berupaya untuk mengenalkan Indonesia.

"Saat itu banyak yang belum kenal Indonesia istilahnya buta Indonesia. Masyarakat sini tahunya ya Bali," kata Iman.

Bahasa Indonesia, bersama bahasa China dan Jepang hadir di Queensland menggantikan bahasa Yunani klasik yang dianggap tak banyak manfaatnya untuk masyarakat setempat. Bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa yang paling logis diajarkan di sekolah-sekolah di Queensland.

"Menurut analisis salah seorang doktor ahli bahasa saat itu, Bahasa Indonesia paling logis karena digunakan oleh jutaan orang di negara tetangga sebelah utara," kata buyut dengan tujuh cicit ini.

Bingung dan aneh

Setelah setuju untuk mengajar, Iman dilanda kebingungan. Iman bingung lantaran tak ada bahan ajaran yang bisa disampaikan kepada para siswanya.

"Mengajar pakai apa, buku apa, catatan apa, belum ada sama sekali. Karena itu, seminggu sebelum hari pertama, saya menulis semacam coret-coretan untuk mengajar," kata dia.

"Sampai akhirnya tahun pertama saya menghasilkan coret-coretan yang lengkap dan jadi naskah atau buku Bahasa Indonesia. lalu saya edar-edarkan ke percetakan," kata dia.

Tak lama, ada penerbit yang tertarik untuk mencetak buku tersebut. Enam bulan kemudian, buku itu tercetak banyak eksemplar. "Dan tiba-tiba saya jadi populer waktu itu," ujar Iman.

Buku berjudul Bahasa Indonesia Moderen tak hanya digunakan di Queensland, namun dipesan pula oleh sekolah-sekolah di negara bagian lain. Pesanan bahkan datang dari Selandia Baru, Inggris, dan sebuah universitas di Amerika Serikat.

Terakhir, buku yang ditulis Iman yakni Mari Belajar Bahasa Indonesia, diterbitkan Oxford. Iman bercerita, pihak Oxford memintanya menulis buku sebagai bahan ajar Bahasa Indonesia.

Iman juga menceritakan kesan pertama bagi para siswa di Queensland dalam belajar Bahasa Indonesia. Awalnya, kata dia, para siswa merasa aneh mempelajari Bahasa Indonesia.

Mereka juga terkesan tak terima diajar oleh orang Indonesia.

"Sepertinya mereka dalam hati mengatakan, ngapain lu ngajar Bahasa Indonesia, memangnya kami butuh," kata Iman.

"Kalau belajar bahasa Jerman, yang mengajar kan orang putih. Ini diajar oleh orang Indonesia, orangnya kecil-kecil,"

Tetapi, tak membutuhkan waktu lama, para siswa tersebut bisa menerima Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran. Bahkan, sebagai guru dan pengonsep pilot project, Iman merasa sangat dihormati, baik oleh sekolah maupun siswa.

Diplomat

Selain sebagai guru dan penasihat pengajaran Bahasa Indonesia, Iman juga berlaku sebagai seorang "diplomat".

Saat terjadi peristiwa Balibo di Timor Timur (kini Timor Leste) pada 1975, Iman diminta pihak sekolah untuk bicara di depan ratusan masyarakat Australia yang mempertanyakan pecahnya insiden itu.

Pada pertemuan yang digelar di lapangan tersebut ada warga yang bertanya mengapa pemerintah dan tentara Indonesia begitu kejam kepada orang Timor Timur.

"Saya sakit hati ditanya itu, saya jawab, kekejaman yang tampak seperti ini bukan monopoli Indonesia. Yang lebih kejam ada lagi, masih ingat pembantaian Aborigin di Tasmania," kata dia.

"Pokoknya saya memberi jawaban yang keras sekali, sehingga mereka bungkam," ujar Iman.

Iman yang saat ini berusia 86 tahun sudah pensiun dan menikmati hari tua bersama istrinya Sri Pandanrum di rumahnya yang asri di Brisbane.

Iman yang sudah menetap di Brisbane selama 37 tahun memutuskan untuk menjadi warga negara Australia dengan berbagai pertimbangan. Meski begitu dia tetap cinta negara dan bahasa Indonesia.

"Darah saya masih merah putih," kata dia.

Total Iman mengajar di Anglican Church Grammar School selama 25 tahun. Dia juga jadi dosen Bahasa Indonesia di Griffith University selama 10 tahun dan mendidik calon-calon guru Bahasa Indonesia di University of Queensland sekitar 2 tahun. Iman lah yang pertama kali menyusun kurikulum pelajaran Bahasa Indonesia di Queensland.

Iman berharap Bahasa Indonesia bisa kembali diajarkan di banyak sekolah di Australia. Menurut Iman, Bahasa Indonesia di Australia pernah mengalami masa jaya di era 80'an hingga awall 90'an.

Saat itu, kata dia, Bahasa Indonesia diajarkan di lebih banyak sekolah ketimbang saat ini. Tak hanya sekolah, namun juga kampus-kampus.

"Banyak orang Australia yang bisa berbahasa Indonesia menjadi guru bahasa Inggris di Indonesia atau menjadi konsultan perusahaan Australia di Indonesia," kata Iman.

https://nasional.kompas.com/read/2018/03/22/10234801/cerita-guru-bahasa-indonesia-pertama-di-queensland

Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke