"Dua korban meninggal karena tertimpa tembok rumah yang yang roboh, yaitu warga Sugihwaras, Pekalongan dan Sadananya, Ciamis. Sedang satu korban meninggal dunia adalah warga Sedayu, Kabupaten Bantul," kata Sutopo dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Sabtu (16/12/2017).
Korban meninggal dunia warga Sedayu, Bantul tersebut panik ketika terjadi gempa, kemudian lari keluar rumah dan terjatuh. Warga itu sempat dibawa ke RS Mitra Sehat, namun tidak tertolong dan meninggal dunia.
"Sampai saat ini ada tiga orang meninggal dunia akibat gempa, baik dampak langsung maupun tidak langsung," ucap Sutopo.
Dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa semalam yaitu sebanyak 228 rumah rusak berat, 152 rusak sedang, 97 rusak ringan dan 473 dengan kerusakan yang belum teridentifikasi. Kerusakan paling banyak menimpa rumah warga Ciamis, disusul Tasikmalaya dan Pangandaran.
"Selain itu ada beberapa bangunan publik yang mengalami kerusakan di antaranya sekolah, rumah sakit, kantor, masjid, dan pasar," imbuh Sutopo.
Sebelumnya, guncangan keras dirasakan oleh warga di Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, dan DIY. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan kejadian gempa 7,3 SR dengan kedalaman 105 km pada Jumat (15/12/2017) pukul 23.47 WIB.
Selang lima menit kemudian, BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami di Jabar, DIY, Jateng dari gempa tersebut. Pemutakhiran peringatan SIAGA tsunami untuk wilayah Tasikmalaya dan Ciamis di Jawa Barat dari gempa berkekuatan 6,9 SR kedalaman 107 km di 11 km barat daya Kabupaten Tasikmalaya.
Ribuan masyarakat mengungsi ke tempat yang lebih aman. Dan pada saat bersamaan, aparat melakukan evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban gempa.
Pada Sabtu (16/12/2017) pukul 02.30 WIB, BMKG menyatakan peringatan dini tsunami dinyatakan berakhir. Kepala BNPB telah melaporkan kepada Presiden RI tentang kejadian, dampak dan penanganan gempa bumi 6,9 SR.
https://nasional.kompas.com/read/2017/12/16/18150781/akibat-gempa-tasikmalaya-2-orang-tewas-tertimpa-tembok-1-orang-terjatuh