Salin Artikel

Komnas HAM Minta "Political Will" Jokowi Tuntaskan Kasus HAM Berat Masa Lalu

"Kuncinya, meminta 'political will' dari Presiden yang punya komitmen khusus ketika ngomong nawa cita segala macam untuk penyelesaian pelanggaran HAM berat masa lalu," ujar Ulung dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (14/11/2017).

Selain Presiden Jokowi, Ulung juga berharap Kejaksaan Agung dapat bekerjasama dengan baik terkait penyelesaian pelanggaran HAM berat masa lalu.

Sebab, Komnas HAM hanya memiliki wewenang menyelidiki kasus pelanggaran HAM masa lalu. Adapun, Kejaksaan Agung lah yang mempunyai wewenang dalam penyidikannya.

"Khusus soal penyelesaian kasus, karena wewenang kami di penyelidikan, tentunya kami akan menyempurnakan beberapa catatan yang diberikan oleh Kejaksaan Agung yang punya kewenangan penyidikan sehingga berkas-berkas kami memang layak ditindaklanjuti," ujar dia.

Saat ini, tujuh komisioner baru Komnas HAM baru satu kali menggelar rapat koordinasi.

Dalam waktu dekat, pihaknya akan berkoordinasi dengan Presiden Jokowi, Jaksa Agung Prasetyo dan sejumlah kementerian dan lembaga demi menjalankan tugas dan fungsinya.

"Kami ini masih pada tahapan konsolidasi internal. Begitu ini selesai, secepatnya kita akan berkoordinasi dengan Presiden, Kementerian dan Kejaksaan Agung," ujar dia.

https://nasional.kompas.com/read/2017/11/14/18371771/komnas-ham-minta-political-will-jokowi-tuntaskan-kasus-ham-berat-masa-lalu

Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke