Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku yang Pasang Bendera ISIS di Polsek Kebayoran Lama Terancam Pasal Terorisme

Kompas.com - 04/07/2017, 20:08 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, pelaku yang memasang bendera kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, terancam dijerat pasal terorisme.

Perbuatan pelaku termasuk bentuk teror dan ancaman.

"Sudah menimbulkan keresahan, rasa takut, dan ancaman. Pelaku bisa dikenakan pasal terorisme," kata Setyo, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (4/7/2017).

Terkait penyataan pelaku dalam surat yang hendak menjadikan Jakarta layaknya Marawi di Filipina, Setyo mengatakan, ancaman itu tidak akan berhasil di Indonesia.

Ia mengibaratkan ancaman pelaku sebagai bibit tanaman yang diletakkan di tanah yang tidak subur.

Baca: Mapolsek Kebayoran Lama Dipasang Bendera ISIS oleh Orang Tidak Dikenal

"Dia tidak akan tumbuh. Tanahnya tidak mendukung untuk tumbuhnya bibit-bibit itu," ujar Setyo.

Namun, Setyo mengatakan, dengan perbuatan tersebut, belum bisa disimpulkan bahwa pelaku anggota ISIS. 

Menurut dia, bisa saja ada orang yang memasang bendera dan menaruh surat kaleng itu dengan memanfaatkan situasi untuk mengambil keuntungan.

"Dan ini mungkin orang-orangnya hanya terinspirasi dengar masalah ISIS tanpa memahami apa itu ISIS. Sementara ISIS itu kan sudah mencemarkan, Islam tidak seperti itu," ujar Setyo.

Kompas TV Markas Kepolisian Sektor Metro Kebayoran Lama diteror.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com