Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Terduga Teroris Masuk ke Markas Polda Sumut dengan Lompat Pagar

Kompas.com - 25/06/2017, 10:59 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua terduga teroris melakukan penyerangan ke pos penjagaan di Markas Polda Sumatera Utara, Minggu (25/6/2017). Para pelaku yang belum diketahui identitasnya itu menewaskan seorang anggota polisi di pos penjagaan.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan kronologi kejadian berawal sekitar pukul 03.00 WIB. Dua pelaku penyerangan masuk ke polda dengan cara melompat pagar.

Di dalam Polda Sumut ada tiga pos penjagaan yakni Pos 1 sampai 3. Tiga pos ini saat malam atau setelah lewat pukul 18.00 akan ditutup. Selanjutnya untuk yang hendak masuk ke markas harus melalui Pos 1. Tetapi, para pelaku menyerang ke Pos 3 dengan cara melompat pagar.

"Dua orang ini lompat kemudian serang di pos tiga," kata Setyo, di Mabes Polri, Jakarta, Minggu (25/6/2017).

Setiap pos, lanjut Setyo, seharusnya dijaga empat orang. Tapi pada saat penyerangan, dua personil pos tersebut sedang patroli di markas, satu lagi sedang mengontrol di luar pos.

Dua pelaku penyerang yang bersenjatakan senjata tajam lalu menyerang Aiptu Martua Sigalingging yang berada di dalam pos.

"Yang diserang ini yang di dalam pos yang sedang istirahat. Pada saat diserang, anggota atas nama Aiptu Martua Sigalingging gugur karena ditikam dengan senjata tajam," ujar Setyo.

(Baca juga: Kronologi Penyerangan Markas Polda Sumut oleh 2 Terduga Teroris)

Aiptu Martua gugur dengan luka tikaman di leher, dada dan tangan. Setyo mengatakan, rekan Aiptu Martua, Brigadir E Ginting kemudian meminta tolong kepada anggota Brimob yang ada di pos lainnya di dalam Polda Sumut.

Anggota Brimob kemudian melumpuhkan para pelaku dengan tembakan, dan menewaskan salah satunya.

"Anggota Brimob di pintu lain ambil tindakan dengan satu pelaku tewas di tempat dilumpuhkan, satu kritis," ujar Setyo.

Setyo mengatakan, pelaku yang kritis dirawat di rumah sakit. Kasus ini sudah ditangani Densus 88.

Peringatan Bahrun Naim

Saat ini pihak kepolisian memperketat penjagaan di pos dan markas mereka menyusul serangan di Markas Polda Sumatera Utara oleh dua pelaku yang diduga teroris. Peningkatan pengamanan ini mewaspadai kemungkinan serangan susulan terhadap kepolisian.

"Kami tetap waspadai bahwa kemungkinan serangan terhadap Polri masih tetap ada. Oleh sebab itu pengamannan di pos atau mako Polri ditingkatkan," ujar Setyo.

(Baca juga: Polda Sumut Diserang Dua Terduga Teroris, Satu Polisi Tewas Ditikam)

Polisi mengindikasikan serangan di Polda Sumut sebagai aksi teror setelah mengetahui adanya perintah dari Bahrun Naim alias Anggih Tamtomo alias Abu Rayan warga negara Indonesia di Suriah yang menjadi pengikut ISIS. Bahrun Naim disebut mengimbau pengikutnya untuk melakukan aksi amaliah.

"Indikasinya mungkin rekan-rekan kemarin dengar ada imbauan dari Bahrun Naim yang imbau bahwa mereka diminta untuk amaliah, apapun yang di dia (punya), kalau dia enggak punya bom pakailah sajata apa aja untuk menyerang," ujar Setyo.

Setyo juga menyinggung kasus penangkapan tiga orang terduga teroris oleh Densus 88 di Medan beberapa waktu kemarin. Tiga pelaku yang ditangkap itu juga merencanakan aksi teror.

Pihak Densus 88, menurutnya, sedang menyelidiki apakah dua terduga teroris yang menyerang Polda Sumut ada kaitannya dengan yang ditangkap sebelumnya.

"Ini kelihatan masih kelompok mereka atau sel lain yang melakukan serangan yang sama," ujar Setyo.

 

 

Kompas TV Polda Sumut Temukan Gudang Penimbunan Cabai Kering
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com