JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya kejahatan bersenjata belakangan ini meresahkan warga. Dalam dua pekan terakhir, terjadi perampokan dengan senjata yang menewaskan korban di Jabodetabek.
Yang lebih mengherankan lagi, pelaku kejahatan di jalanan yang biasanya beraksi pada malam hari, kini berani beraksi di siang hari.
Terkait banyaknya penggunaan senjata api dalam tindak kejahatan, Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan pihaknya makin gencar melakukan razia terhadap para pengrajin senjata.
(Baca: Polisi Buru Seorang Lagi Pelaku Perampokan Pedagang Emas)
"Ya, setelah peristiwa itu," kata Martinus kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/6/2017).
Martinus tidak menyebut detail daerah pengrajin senjata yang dirazia.
Dia hanya menyebut, ada yang berada di wilayah Jawa Barat, Sulawesi, dan Sumatera.
Martinus menjelaskan, pada umumnya kerajinan tangan yang pengrajin buat adalah senjata angin.
Namun, beberapa oknum membuat senjata api (senpi).
"Baik itu berdasarkan pesanan (by order), maupun mereka membuatnya kemudian menjualnya," ucap Martinus.
"Kami lakukan razia di tempat perakitan ini dan kemudian sudah dilakukan penyitaan terhadap senpi rakitan ini," kata dia lagi.
(Baca: Perampokan Bersenjata Berulang, Warga Diminta Waspadai Peredaran Senpi)
Martinus menambahkan, senpi yang dihasilkan para pengrajin mayoritas dari pesanan. Hanya segelintir pengrajin yang sengaja membuat senpi untuk kemudian dijual.
Mereka juga membuat senpi berdasarkan permintaan, sesuai dengan peluru yang sudah dimiliki calon pembeli.
"Jadi lebih banyak yang by order," katanya.
Sementara itu terkait kejahatan jalanan yang mengalami pergeseran waktu dari malam hari menjadi siang hari, Martinus mengatakan, tidak ada faktor lain karena memang sudah ada niat dan kesempatan dari si pelaku kejahatan.