Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Diminta Nyanyi Lagu Ciptaan Aktivis 1998 dalam Sebuah Konser Kebangsaan

Kompas.com - 21/04/2017, 14:59 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto bertemu dengan empat perwakilan mantan aktivis mahasiswa 1998 dari Kelompok Cipayung 98, di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (21/4/2017).

Dalam pertemuan itu, Kelompok Cipayung 98 memaparkan rencana pagelaran konser kebangsaan bela negara sekaligus meminta keterlibatan Wiranto dalam acara tersebut.

"Kami dari Kelompok Cipayung 98, di mana kami dulu aktivis 1998, akan menggagas konser kebangsaan. Saat menghadap tadi, kami minta arahan dari Pak Wiranto terkait kegiatan itu," ujar salah satu perwakilan, Yulianto Widiraharjo, saat ditemui seusai pertemuan.

Yulianto mengatakan, konser kebangsaan bela negara rencananya akan digelar pada akhir Agustus untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia sekaligus Hari Lahir Pancasila.

Sebanyak 72 tokoh nasional akan menyanyikan 100 lagu bertema kebangsaan yang diciptakan oleh para aktivis 1998.

Menurut Yulianto, beberapa tokoh dari unsur pemerintah sudah menyatakan kesediaannya terlibat dalam konser tersebut.

Wiranto selaku Menko Polhuman, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Sri Adiningsih, dan Menkominfo Rudiantara akan tampil membawakan beberapa lagu.

"Jadi yang sudah bersedia akan menyanyikan lagu-lagu ciptaan aktivis 1998 saat ini ada Pak Wiranto, Sri Adiningsih selaku Wantimpres, kemudian secara lisan Pak Rudiantara juga sudah menyatakan kesediaannya," ujar mantan anggota Presidium GMNI 1996-1999 itu.

"Alhamdulilah Pak Wiranto bersedia," ujarnya.

Menurut rencana, Konser Kebangsaan Bela Begara akan diadakan di Parkir Timur Senayan, Jakarta.

Yulianto mengatakan, konser itu digagas sebagai upaya para aktivis 1998 untuk mengingatkan kembali nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme kepada masyarakat melalui jalur kebudayaan.

"Urusan kebangsaan bukan semata politik, tapi juga budaya. Maka kami memilih jalur budaya untuk mengingatkan nilai-nilai kebangsaan san. Kan tidak semua aktivis 1998 memilih jalur berpolitik," kata Yulianto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Nasional
Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok 'E-mail' Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok "E-mail" Bisnis

Nasional
Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok 'E-mail' Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok "E-mail" Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com