Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Ormas Islam Hingga Komunitas Punk Dukung Petani Kendeng

Kompas.com - 17/03/2017, 20:03 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa 50 petani asal Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah, yang mencor kaki dengan semen di depan Istana Negara, Jumat (17/3/2017) siang, mencuri perhatian sebagian kelompok masyarakat. Mereka datang ke lokasi unjuk rasa untuk memberikan solidaritasnya kepada para petani Kendeng.

Sejak aksi belum dimulai, beberapa anggota Pemuda Muhammadiyah menyiapkan makanan dan minuman sebagai konsumsi para petani. Selain itu, tim dokter dari Rumah Sakit Islam Jakarta juga datang untuk memberikan bantuan medis.

Ketua Pemuda PP Muhammadiyah Dahnil Azhar Simanjutak sempat datang ke lokasi unjuk rasa. Dia mengatakan, sejak awal Pemuda Muhammadiyah telah menegaskan komitmennya untuk membantu perjuangan para petani Kendeng.

(Baca: Hari Kelima Protes Pabrik Semen, 50 Petani Kendeng Mencor Kaki di Depan Istana)

"Sejak hari pertama aksi, Pemuda Muhammadiyah sudah menyatakan akan membantu petani kendeng. Tim medis kami siapkan untuk memantau kondisi para petani," ujar Dahnil.

Selain Pemuda Muhammadiyah, puluhan orang dari komunitas subkultur Punk dan Skinhead di Jakarta juga datang untuk memberikan solidaritas.

Mereka menyablon poster dengan tinta berwarna hitam di atas kertas berwarna coklat. Mereka juga menggelar spanduk yang berisi tuntutan para petani kendeng, "Save Kendeng, Tolak Pabrik Semen".

Udin, salah seorang punker asal Bekasi, mengaku datang untuk memberikan dukungan kepada petani. Menurutnya, tuntutan para petani Kendeng merupakan hak asasi manusia atas lingkungan hidup yang harus dipenuhi oleh negara.

"Saya hanya ingin membantu perjungan para petani Kendeng ini," ucapnya.

(Baca: Syair "Ibu Bumi" di Kotak Semen Kaki Para Petani Kendeng...)

Pada hari kelima aksi protesnya ini, jumlah petani yang menyemen kaki mencapai 50 orang. Sehari sebelumnya, 40 petani sudah melakukan aksi menyemen kaki lebih dulu.

"Hari ini ada sepuluh orang lagi yang mencor kakinya. Mereka berasal dari Rembang dan Pati," ujar Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) Joko Prianton saat ditemui di sela-sela unjuk rasa.

Aksi semen kaki para petani kendeng sudah dimulai sejak senin (13/7/2017) dan akan terus berlanjut hingga tuntutan mereka bertemu Presiden Joko Widodo dikabulkan. Mereka tiba sekitar 14.30 WIB dengan menggunakan lima mobil bak terbuka.

Sejak tiba di Jakarta, para petani Kendeng menginap di kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.

Protes pendirian pabrik

Para petani Kendeng memprotes izin lingkungan baru yang diteken Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Dengan terbitnya izin tersebut kegiatan penambangan karst PT. Semen Indonesia di Rembang masih tetap berjalan.

Mereka pun meminta Presiden Jokowi segera mencabut izin lingkungan PT. Semen Indonesia yang dikeluarkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan menghentikan kegiatan penambangan karst oleh pabrik semen yang dinilai merusak lingkungan.

"Aksi semen kaki ini adalah gambaran apa yang dialami oleh para petani di Pegunungan Kendeng. Hidup mereka telah terbelenggu dengan keberadaan pabrik semen yang merusak alam," ungkap Joko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com