Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Harap Persoalan dengan PT Freeport Tak Sampai di Arbitrase

Kompas.com - 23/02/2017, 16:03 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap persoalan antara PT Freeport Indonesia dan Pemerintah RI tak sampai ke ranah arbitrase.

Menurut Wapres, penyelesaian masalah sebaiknya mengedepankan perundingan hingga tercapai kesepakatan bersama.

“Kita mendorong perundingan. Kita tidak ingin suasana investasi di Indonesia bermasalah karena masalah Freeport ini,” kata Wapres saat berbicara dengan awak media dalam perjalanan menuju Jakarta, usai menghadiri World Ocean Summit 2017 di Nusa Dua, Bali, Kamis (23/2/2017).

(Baca: Fahri Hamzah: Soal Freeport, Pemerintah Enggak Usah "Gagah-gagahan")

Dalam upaya perundingan tersebut, Wapres menegaskan, Freeport harus menyesuaikan dengan dua kepentingan, yakni kepentingan nasional dan suasana investasi.

Kepentingan nasional harus menjadi hal utama, karena itu dalam proses pengelolaan sumber daya alam tersebut, pihak pengelola harus memberikan keuntungan besar bagi rakyat Indonesia.

“Tapi di lain pihak kita ingin suasana atau investasi itu tetap menarik. Oleh karena itu di Indonesia tidak semena-mena, semuanya harus berdasarkan undang-undang,” ujarnya.

Wapres menambahkan, perundingan dengan PT Freeport Indonesia, bukan kali ini saja terjadi.

Ketika Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral masih dipimpin Sudirman Said, perundingan juga telah dimulai. Sebagian besar persoalan yang mengemuka pada saat itu telah dirampungkan.

(Baca: )Jokowi: Kalau Freeport Sulit Diajak Berunding, Saya Akan Bersikap

Kini, proses perundingan tinggal dilanjutkan agar ditempuh kesepahaman yang sama.

“Karena ini kan walau pun ganti menterinya, tetap pemerintahnya satu. Jadi, tidak boleh kita mengubah-ubah begitu dan ini sudah kita setujui,” kata dia.

“Kemarin, saya sudah bicara dengan Presiden, dengan Jonan (Menteri ESDM), kemudian tadi bicara dengan Pak Luhut agar ini diatur perundingan yang baik lah,” lanjut dia.

Kompas TV Pemerintah dan PT Freeport Indonesia bersitegang terkait sengketa perjanjian kedua belah pihak hingga akan diajukannya sengketa ini ke Mahkamah Arbitrase Internasional. Makmur Eliat sebagai pengajar ekonomi politik internasional Universitas Indonesia akan mengupas tentang masalah ini secara mendalam

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com