Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok hingga Ketum Parpol Hadiri Pelantikan DPP Hanura

Kompas.com - 22/02/2017, 10:22 WIB
Dani Prabowo

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok turut hadir dalam kegiatan pengukuhan pengurus DPP Partai Hanura 2016-2020 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Rabu (22/2/2017).

Pantauan di lokasi, Ahok tiba di lokasi sekitar pukul 09.00 WIB. Ia terlihat mengenakan kemeja batik lengan panjang berwarna hijau, serta syal berwarna putih bertuliskan Hanura.

Setiba di lokasi, Ahok langsung menjadi rebutan sejumlah kader Hanura untuk foto ‘selfie’ bersama. Setelah itu, ia tampak duduk di samping Ketua Umum PB Nahdatul Ulama Said Aqil Siradj.

Selain Ahok, sejumlah politisi dan tokoh nasional juga hadir. Mereka di antaranya pelaksana tugas Sekjen DPP Nasdem Nining Indra Saleh, Ketua Umum DPP PPP M Rommahurmuziy, serta Ketua DPP PAN sekaligus Ketua MPR Zulkifli Hasan.

Kemudian, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly.

Menurut rencana, Presiden Joko Widodo juga akan menghadiri kegiatan pengukuhan pengurus baru di bawah kepemimpinan Oesman Sapta Odang ini.

Setidaknya, ada 140 orang yang akan dikukuhkan sebagai pengurus DPP Hanura. Beberapa d iantaranya merupakan wajah baru yang masuk ke dalam gerbong pendukung Anas Urbaningrum semasa masih menjabat sebagai politisi Partai Demokrat.

“Mas Anas tidak masuk struktur, tetapi Mas Gede Pasek diberi amanah sebagai Waketum. Juga ada beberapa orang yang menjabat pada posisi ketua, wasekjen, dan wakil bendahara umum,” kata Sekretaris Fraksi Hanura, Dadang Rusdiana, dalam pesan singkat kepada Kompas.com, Rabu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com