Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Palang Hitam, Pasukan Pemburu Mayat sejak Zaman Belanda

Kompas.com - 19/01/2017, 11:16 WIB
Yodsa Rienaldo

Penulis

KOMPAS.com — Hampir setiap hari, iring-iringan mobil jenazah yang disertai konvoi keluarga dan tetangga sekitar biasa terlihat di setiap sudut kota. Namun, apabila jenazah tersebut adalah jenazah korban kecelakaan, pembunuhan, atau mayat yang tidak diketahui identitasnya, siapakah yang bertugas mengangkutnya?

Di Ibu Kota, pekerjaan ini dilakukan oleh tim yang dikenal dengan sebutan "Palang Hitam". Palang Hitam ini sudah ada dari zaman Belanda dalam bentuk sebuah yayasan yang dikelola pihak swasta.

Namun, pada masa pemerintahan Gubernur Ali Sadikin, yayasan tersebut diambil alih oleh Pemerintah Provinsi dan sekarang berada di bawah naungan Dinas Pertamanan dan Pemakaman dengan kantor di Jalan Aipda KS Tubun, Petamburan.

Status tim Palang Hitam tersebut saat ini adalah pegawai harian lepas (PHL).

Nama Palang Hitam diambil dari pita hitam yang biasa disematkan kepada jenazah. Kalau Palang Merah tugasnya mengurus orang sakit, Palang Hitam adalah yang mengurus jenazah.

48 orang yang siap memburu mayat di Ibu Kota

Saat ini, anggota Palang Hitam berjumlah 48 orang. Dibagi dalam jadwal tugas dan piket, tugas mereka bergantian untuk selalu siap menjemput jenazah.

"Untuk korban kecelakaan atau penemuan mayat, kami dihubungi oleh pihak kepolisian. Prosedurnya begitu," kata Yudi kepada Kompas.com di Gedung Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta, Jalan Aipda KS Tubun, Jakarta Pusat, Rabu (18/1/2017).

KOMPAS.com / FIKRIA HIDAYAT Sejumlah ambulans untuk membawa jenazah pasien BPJS, jenazah tanpa identitas dan tanpa keluarga, diparkir di posko Palang Hitam, kantor Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Jalan KS Tubun, Petamburan, Jakarta Pusat, Senin (29/8/2016).
Biasanya, lanjut Yudi, setelah polisi selesai melakukan olah TKP, jenazah akan dibawa sesuai permintaan, bisa ke Rumah Sakit Polri, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), atau ke rumah keluarga korban apabila sudah teridentifikasi.

Meskipun begitu, bukan berarti pekerjaan mereka tanpa hambatan. Pernah suatu ketika kepolisian meminta untuk membawa jenazah ke salah satu rumah sakit yang ditunjuk untuk dilakukan otopsi, tetapi tim Palang Hitam dicegat oleh keluarga yang tidak menginginkan jenazah tersebut diotopsi.

Selain itu, karena jenazah yang diangkut biasanya ada yang korban kecelakaan yang sudah berhamburan organnya, mayat yang sudah membusuk, bengkak, bahkan sampai pecah ketika diangkat. Kendati demikian, profesi ini mengharuskan mereka selalu siap sedia apa pun kondisinya.

Tidak hanya itu, tim Palang Hitam juga memiliki tugas untuk mengurus jenazah dari panti sosial dan keluarga miskin di rumah sakit milik Pemprov DKI Jakarta.

"Dari menjemput jenazah, memandikan, membungkus kain kafan, sampai juga menshalatkan untuk yang beragama Islam," kata Yudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com