Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Presiden Jokowi Mencari Mona

Kompas.com - 27/12/2016, 19:14 WIB

MINAHASA, KOMPAS.com - Di tengah pidatonya dalam perayaan Natal Bersama Nasional 2016 di Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara, Selasa (27/12/2016), Presiden Joko Widodo mencari seorang perempuan bernama Mona.

Presiden mengaku mengetahui Mona dari koran yang dibacanya pagi hari. Pemberitaan koran menyebutkan Mona adalah warga yang ingin bertemu Jokowi.

"Pagi-pagi saya membaca di koran ada ibu-ibu dari Bitung, namanya Mona. Katanya, mau bertemu dengan saya. Ada tidak? Saya hanya membaca di koran tadi. Dia ditanya kenapa mau datang di Tondano, dia jawab torang mau baku dapa deng Pak Jokowi," kata Jokowi yang disambut tepuk tangan, tawa dan seruan kegembiraan ribuan hadirin.

Presiden Jokowi hadir dalam acara Natal Bersama Nasional 2016 yang digelar di Gedung Wale Ne Tou Tondano, Kelurahan Sasaran, Tondano Utara, Minahasa, Sulawesi Utara.

Dalam acara yang dihadiri sejumlah pejabat, termasuk Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri itu, Jokowi terus mencari Mona. Presiden kemudian meminta panitia untuk mencari Mona.

"Orangnya mana ini? Suruh ke sini, jangan-jangan di luar. Coba dicari itu yang namanya Bu Mona. Ada tidak? Suruh maju ke sini. Coba dicari sampai ketemu, jauh-jauh nanti tidak ketemu dengan saya," katanya.

Panitia pun sibuk mencari perempuan tersebut. Jarak Bitung ke Tondano sekira 50 kilometer, dan ditempuh dalam waktu sekira 1,5 jam melalui jalur darat.

Saat panitia masih sibuk mencari Mona, Presiden Jokowi melanjutkan pidatonya. "Merayakan Natal berarti menggerakkan nurani kita untuk mencintai sesama, untuk memperkuat persaudaraan sesama anak bangsa," katanya.

Presiden mengajak rakyat untuk saling menolong, saling menghomati, membantu, menghargai, dan melindungi.

"Karena kita saudara sebangsa dan se-Tanah Air, hentikan dan janganlah lagi kita saling mencela, saling menjelekkan di antara kita, jangan mencaci di antara kita, karena itu bukan tradisi dan budaya bangsa Indonesia. Apalagi, sampai memfitnah saudara sendiri, saudara sebangsa dan se-Tanah Air," katanya.

Jika hal buruk itu diteruskan, menurut Kepala Negara, Indonesia bisa menjadi bangsa yang lemah dan pesimistis. Padahal, Indonesia sudah bertekad untuk menjadi bangsa yang pekerja keras, optimistis dan pemenang.

Presiden kemudian kembali menanyakan keberadaan Mona.

"Ibu Mona sudah ketemu belum? Belum ketemu? Berarti enggak jadi ke Tondano," kata Presiden, yang kembali disambut gelak tawa hadirin.

Sebagai gantinya, Presiden pun memanggil seorang petani dan nelayan secara bergantian untuk menjawab pertanyaan sederhana.

Sebagai kado Natal, Presiden menghadiahi masing-masing satu sepeda kepada seorang petani asal Minahasa bernama Vikir yang telah berhasil membacakan lima sila Pancasila.

Kemudian, seorang nelayan Danau Tondano bernama Yance yang berhasil menjawab pertanyaan nama-nama ikan dan lima nama provinsi di Indonesia.

Kompas TV Presiden Perintahkan TNI Bantu Polri Berantas Teroris
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com