Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Wiranto di Balik Payung Biru Presiden Jokowi

Kompas.com - 14/12/2016, 16:20 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto sempat mengungkapkan cerita di balik payung warna biru yang dipakai Presiden Joko Widodo saat menemui peserta aksi doa bersama pada 2 Desember 2016, di kawasan Monas, Jakarta.

Foto-foto Presiden Jokowi dengan payung biru ramai dibicarakan di media sosial.

Payung biru itu digunakan Presiden beserta rombongan yang berjalan kaki dari Istana Merdeka ke kawasan Monas.

(baca: Payung Biru Itu dan Tagar #Jokowi212 yang Merajai Mayantara)

Wiranto menuturkan, ketika Presiden memutuskan untuk datang ke Monas, cuaca saat itu sedang hujan.

Staf Istana kemudian mencari payung untuk digunakan Presiden. Namun, yang tersedia di Istana hanya payung yang semuanya berwarna biru.

Menurut Wiranto, payung tersebut adalah milik Presiden sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono.

"Karena hujan, jadi buru-buru cari payung, ketemunya ya payung itu. Padahal itu payung bekas Presiden sebelumnya, Pak SBY," ujar Wiranto saat memberikan kata sambutan saat acara DKPP Outlook 2017, di Hotel Arya Duta, Jakarta Pusat, Rabu (14/12/2016).

(baca: Kisah 127 Payung di Depan Istana Merdeka)

Mendengar cerita itu, para tamu undangan tertawa dan bertepuk tangan, sementara Wiranto hanya tersenyum, menahan tawa.

Menurut Wiranto, sebenarnya ada hal yang ingin disampaikan oleh Presiden Jokowi melalui payung biru itu, yakni pesan perdamaian.

"Sebenarnya ada pesan yang bisa kita ambil dari payung warna biru itu, pesan perdamaian. Karena warna biru menyimbolkan perdamaian," kata Wiranto.

(baca: Dari Payung hingga Sandal, Apa Makna Biru bagi Jokowi?)

Selain itu, Wiranto menyebut sosok Presiden Jokowi sebagai pemimpin yang menjadi panutan.

Terbukti dari beberapa peristiwa, barang-barang yang dipakai Presiden menjadi bahan perbincangan di media sosial dan tidak sedikit masyarakat yang memilikinya agar sama dengan Presiden.

Sebelum payung biru, jaket bomber yang dipakai Presiden menjadi tren dan banyak diburu oleh masyarakat.

"Waktu itu Presiden pakai jaket merek Zara, sampai itu habis terjual semua jaket itu. Teman saya sampai harus beli di Malaysia. Artinya apa, pemimpin harus selalu menjadi orang yang diikuti, menjadi panutan," kata dia.

Kompas TV Payung yang Dipakai Jokowi Jadi Perbincangan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com