Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Pertumbuhan Penduduk, Energi, dan Tantangan Globalisasi Pengaruhi Kebijakan Negara

Kompas.com - 08/12/2016, 13:47 WIB
advertorial

Penulis

"Jumlah penduduk bumi dari waktu ke waktu semakin bertambah. Lima puluh tahun yang lalu jumlah penduduk lima miliar jiwa, sekarang sudah mencapai tujuh miliar. Semakin banyak orang di bumi," kata Wakil Ketua MPR Evert Ernest Mangindaan, S.IP, saat menjadi pemateri Sosialisasi Empat Pilar di Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Kamis, (8/12/2016). 

Mangindaan menjelaskan, dengan bertambahnya penduduk bumi maka kebutuhan semakin banyak. Kebutuhan akan air, energi, dan pangan semakin ketat. 

Saat ini terjadi persaingan memperebutkan ketiga hal tersebut terutama pangan dan energi karena dua hal tersebut sangat strategis. 

Meski demikian, Mangindaan optimis memandang ke depan. Kuncinya adalah pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan ilmu, jumlah panen padi bisa ditingkatkan sampai puluhan ton. Pengetahuan sangat penting untuk  bisa mengatasi kebutuhan pangan. 

"Dalam soal energi, perebutan akan semakin ketat. Contohnya saat ini semua kendaraan membutuhkan energi. Hal ini membuat energi semakin banyak dibutuhkan sehingga orang yang memiliki kendaraan memperebutkan energi," ujarnya. 

Meskipun begitu, Mangindaan juga optimis masalah itu bisa diatasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Globalisasi juga menjadi tantangan bagi bangsa. Bahkan, globalisasi dapat mengintervensi bangsa Indonesia. 

Dalam era globalisasi ini, pihak asing juga akan mempengaruhi perumusan kebijakan dalam negeri. 

Beliau menambahkan, dalam globalisasi ini kita tak boleh hanya memandang ke dalam saja, tetapi juga harus memandang keluar. "Pengaruh global harus kita perhitungkan dalam perumusan. Contohnya sebagai enam kawasan ekonomi khusus, Bitung, Sulawesi Utara, dipersiapkan untuk menghadapi Abad Pasifik. Untuk itu perencanaan Bitung harus berwawasan global," tuturnya. 

Dalam sosialisasi tersebut, Mangindaan menceritakan pengalamannya saat menjadi Menteri Perhubungan. Bagaimana saat dirinya hendak menyusun kebijakan perhubungan. Adanya Asean juga membuat dirinya berpikir bagaimana kebijakan itu juga menyentuh masalah hubungan antarbangsa itu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Nasional
Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Nasional
KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

Nasional
Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Nasional
Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Nasional
Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Nasional
Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Nasional
Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Nasional
Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Nasional
Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Nasional
Mengganggu Pemerintahan

Mengganggu Pemerintahan

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Nasional
Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Nasional
Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com