Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Penculikan, Menlu Minta Kapal Dipasangi Alat Deteksi

Kompas.com - 21/11/2016, 13:44 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengaku sudah bertemu dengan asosiasi perusahaan pemilik kapal di Sabah, Malaysia.

Menurut Retno, cukup banyak warga negara Indonesia yang bekerja di kapal-kapal perusahaan tersebut.

Retno meminta perusahaan untuk memasang alat sistem pendeteksi otomatis di setiap kapal yang mereka miliki.

Ia menilai langkah tersebut bisa meminimalisir potensi penculikan terhadap awak kapal oleh kelompok bersenjata.

"Jadi sekarang hal yang dapat meminimalisir dan secepatnya dapat dilakukan saat kapal dalam kondisi bahaya adalah pemasangan alat automatic identification system (AIS) di kapal itu," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/11/2016).

Hal ini disampaikan Retno menanggapi kembali terjadinya penculikan terhadap dua WNI di perairan Sabah, Malaysia, Sabtu pekan lalu.

(Baca: Dua WNI Kembali Diculik, Menlu Langsung Hubungi Malaysia dan Filipina)

 

Dua WNI tersebut merupakan anak buah kapal bernomor VW 1738 milik sebuah perusahaan perikanan di Sabah.

"Tampaknya harus menjadi kewajiban, mandatory bagi setiap kapal nelayan untuk memasang alat ini," ujar Retno.

Dengan alat itu, lanjut Retno, maka setiap kapal bisa meminta bantuan kepada otoritas terkait apabila ada kapal kelompok bersenjata yang terdeteksi mendekat.

Retno mengaku asosiasi pemilik kapal di Sabah sudah menyetujui pemasangan alat deteksi ini.

Kompas TV Pemerintah Terus Upayakan Pembebasan 2 WNI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com