Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antasari Azhar, Bayang Misteri yang Tak Memudar

Kompas.com - 10/11/2016, 18:19 WIB

Mendungnya langit tidak menyurutkan keriaan di lapangan sepak bola Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tangerang, Banten, Rabu (9/11). Meriahnya musik pengiring barongsai yang sedang beraksi di tempat itu seolah menggambarkan suasana hati Antasari Azhar yang akan segera kembali ke keluarganya.

Sempat diragukan saat terpilih menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi pada 2007, Antasari menjawabnya dengan mengusut sejumlah kasus yang menarik perhatian masyarakat seperti aliran kasus aliran dana sebesar Rp 100 miliar dari Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia.

Namun, sepak terjang Antasari di KPK berakhir saat Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen tewas karena ditembak pada Maret 2009 di kawasan Modernland, Tangerang. Antasari dituduh jadi auktor intelektualis pembunuhan itu.

Meski terus menunjukkan bukti bahwa tidak mengetahui apa-apa dalam penembakan Nasrudin, Antasari divonis 18 tahun penjara. Vonis itu membuatnya menempuh berbagai upaya hukum untuk membuktikan dirinya tidak bersalah. Namun, semua upaya itu bertemu dengan jalan buntu.

Meski sudah 8 tahun berlalu, misteri masih mengiringi pembunuhan Nasrudin. Hal itu makin menarik perhatian seiring dengan Antasari yang hari ini menghirup udara bebas melalui pembebasan bersyarat.

Sejumlah pihak bahkan mengaitkan Antasari yang bebas bersyarat dengan dinamika politik belakangan ini. Antasari pun dianggap seperti kuda troya yang mampu menjatuhkan pihak tertentu melalui informasi yang dimilikinya. "Saya tidak mau. Nanti orang cari-cari saya hanya karena bilang akan bongkar. Saya butuh tenang. Saya ingin berkumpul bersama keluarga dan bermain bersama cucu. Saya harus membayar semua kepada keluarga yang setia," kata Antasari.

Memang, selama di penjara, Antasari selalu berlimpah kesetiaan dari keluarganya. Istri Antasari, Ida Laksmiwati, tidak pernah mengeluh ketika beban kepala keluarga beralih kepadanya. Tiap minggu, Ida mengambil pakaian kotor milik Antasari untuk dicuci sendiri. Kedua putrinya pun tidak berhenti memberi semangat.

Antasari berencana menghabiskan waktunya hingga tiga bulan ke depan untuk bersama keluarga dan beradaptasi kembali dengan lingkungan sekitar. Selanjutnya, ia berniat umrah dan kemudian baru memutuskan hal apa yang akan dikerjakannya.

Pengalamannya selama di penjara memantik pikirannya untuk memberikan saran terkait reformasi hukum di negeri ini. "Selama ini, reformasi hukum hanya masalah regulasi. Harusnya lebih membumi dan menyentuh rakyat kecil. Lebih pada praktiknya dan pelaksanaan peradilan yang adil tanpa pandang bulu," tuturnya.

Kehilangan

Kebahagiaan boleh hadir untuk Antasari dan keluarga. Namun, bagi para narapidana di Lapas Kelas I Tangerang, bebasnya Antasari merupakan kehilangan besar. Selama berada di penjara, Antasari jadi tempat berkeluh kesah para narapidana.

Tidak hanya sebagai teman berbagi, Antasari juga membuat kegiatan di lapas semakin hidup. "Bapak suka sekali main sepak bola. Tiap sore, kami main bola. Bapak juga suka berkeliling menemui napi lain. Pasti ada yang hilang saat Bapak tidak di sini lagi," kata Risfidansyah, rekan seblok Antasari, yang dibenarkan warga binaan lainnya.

Kepala Lapas Kelas I Tangerang Arpan menuturkan, Antasari selalu menjadi panutan warga binaan. Antasari tidak pernah meminta keistimewaan selama tinggal di penjara. Kamarnya di lantai 2 Blok D Pesanggrahan Mahameru sama dengan penghuni lainnya, hanya berisi kasur yang berada di atas lantai. Tidak ada fasilitas khusus seperti penyejuk ruangan atau televisi.

Kedekatannya dengan warga binaan dan petugas lapas ini terlihat jelas kemarin saat pertunjukan barongsai. Sepanjang pertunjukan, Antasari berbincang dan berfoto bersama dengan petugas lapas dan para napi. Seusai pertunjukan, kumpulan napi yang tergabung dalam majelis pengajian di lapas mendatangi Antasari untuk menyampaikan ucapan perpisahan.

Pepatah milik Jalaluddin Rumi yang berbunyi "The Wound is the place where the light enters you" benar adanya. Di penjara, Antasari agaknya menemukan ketenangan melalui berbagi ilmu dan kebaikan kepada warga binaan lainnya.

Namun, spekulasi dan misteri terkait penembakan Nasrudin dan Antasari tetap sukar ditepis. Meski demikian, tidak semua misteri dan spekulasi membutuhkan jawaban melalui kata. Tindakan dan sikap akan menjadi bukti yang lebih jelas? Dengan demikian, tindakan dan sikap Antasari agaknya masih ditunggu karena terbuka kemungkinan akan menguak sejumlah spekulasi dan misteri yang terlanjut hadir.

(RIANA A IBRAHIM)

 

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 November 2016, di halaman 5 dengan judul "Bayang Misteri yang Tak Memudar".

Kompas TV Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Bebas Bersyarat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com