JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo mendapatkan kesempatan menunggangi Salero, kuda tunggang putih milik Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, saat berkunjung ke kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Senin (31/10/2016).
Lengkap dengan topi koboi, Jokowi menunggangi Salero didampingi seorang joki.
Di sampingnya, Prabowo mengiringi bersama kuda coklat bernama Principe.
Kunjungan Jokowi ke Hambalang dinilai sarat dengan simbol politik.
Pengamat politik Universitas Al-Azhar, Rahmat Bagja, mengatakan, kuda merupakan hewan yang agak sulit dikendalikan.
Negara pun diibaratkan seekor kuda.
"Negara ini ibarat kuda. Tidak mudah dikendalikan. Kekuasaan negara ini uncontrolled. Jadi, tolonglah dikendalikan," kata Rahmat saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/11/2016).
(Baca: Kesan Jokowi Menunggangi Salero, Kuda Besar Milik Prabowo)
Adapun dalam mengendalikan kuda tersebut, Jokowi masih didampingi joki yang menuntunnya.
Sementara itu, Prabowo menungganginya sendiri.
Saat itu, Jokowi berkomentar bahwa kuda yang ditungganginya sangat besar, sementara berat tubuhnya ringan.
Rahmat menambahkan, Prabowo yang agak berat menyiratkan simbol bahwa dirinya memiliki masa lalu yang berat.
"Jadi, dia ringan. Kudanya senyum. Itu kan sindiran sebenarnya," kata Rahmat.
Warna pakaian yang dikenakan keduanya juga dianggap memancarkan simbol politik tertentu. Baju Jokowi yang berwarna gelap seolah menyimbolkan bahwa Jokowi mengemban beban berat. Kontras dengan kuda tunggangannya yang berwarna putih.
(Baca: Serunya Jokowi dan Prabowo Naik Kuda di Hambalang)
Adapun Prabowo, Rahmat membaca simbol lain. Kuda hitam yang ditungganginya seolah menyiratkan bahwa mantan Danjen Kopassus tersebut bisa menjadi "kuda hitam" pada Pemilu 2019 mendatang.
Simbol politik lainnya ditunjukkan tuan rumah dengan mengajak tamunya, yaitu Jokowi, untuk makan bersama. Ada suasana damai di sana.
Saat itu, Prabowo menjamu Jokowi dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dengan menu nasi goreng dan melakukan pertemuan tertutup sekitar dua jam.
"Kalau lapar, Anda berantem. Itu yang mau dibawa Prabowo sebagai tuan rumah. Makan dulu, supaya nanti enak, ngobrol sambil makan dan ngopi," kata dia.