Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei "Kompas": Mayoritas Publik Anggap KKN Masih Jadi Persoalan yang Mesti Dituntaskan

Kompas.com - 21/10/2016, 11:58 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) terus menjadi sorotan publik sejak era reformasi. Di dua tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, KKN dianggap masih menjadi persoalan yang belum bisa dituntaskan.   

Dari hasil survei Litbang Harian Kompas, yang naik cetak pada edisi Jumat 21 Oktober, disebutkan bahwa sebanyak 46 persen responden menilai bahwa KKN merupakan persoalan yang paling mendesak di bidang penegakan hukum. 

Di survei tersebut, tingkat keyakinan masyarakat terhadap perbaikan kondisi penegakan hukum jadi yang terendah dibanding tiga bidang lainnya, yaitu bidang politik dan keamanan, bidang ekonomi serta bidang kesejahteraan sosial.

Tingkat keyakinan publik terhadap perbaikan kondisi di bidang penegakan hukum hanya mencapai 78,3 persen.

Sementara keyakinan masyarakat di bidang kesejahteraan sosial mencapai 83,7 persen. Sedangkan bidang ekonomi di angka 79 persen dan keamanan 80,5 persen

Selain persoalan KKN, sebanyak 9.83 persen responden juga menilai narkoba sebagai permasalahan di bidang penegakan hukum yang mendesak untuk segera diselesaikan. 

Sedangkan dua persoalan mendesak lainnya adalah kriminalitas (4 persen) dan keadilan dalam hukum (4,25 persen).

Meski angkanya rendah dibandingkan bidang-bidang lainya, namun tingkat keyakinan perbaikan kondisi penegakan hukum menunjukan tren peningkatan sejak Oktober 2015 lalu.

Sempat hampir menyentuh angka 60 persen, angkanya perlahan merangkak naik hingga mencapai 78,3 persen pada Oktober 2016.

(Baca: Survei "Kompas": 61 Persen Publik Puas Kinerja Pemerintah, Citra Jokowi Makin Positif)

Dari empat bidang penilaian yang menjadi sorotan dalam survei ini, persoalan KKN adalah yang paling menonjol dikeluhkan publik.

Dalam bidang itu, opini mayoritas responden menunggu agenda penyelesaian.

Berbeda dengan bidang politik dan keamanan misalnya, yang tidak menghimpun satu pun aspek persoalan secara dominan.

Atau dengan kata lain, persoalan di bidang politik relatif "sudah selesai" pada saat ini.

Survei untuk mengukur kinerja pemerintahan ini dilakukan secara tatap muka pada 1.200 koresponden yang sama secara periodik oleh Litbang Kompas, dan kali ini dilakukan pada 29 September-9 oktober 2016.

Populasi survei ini adalah warga Indonesia berusia di atas 17 tahun, responden dipilih secara acak bertingkat di 32 provinsi.

Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian +/- 2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Kompas TV Fadli Zon: Dua Tahun Ini Presiden Pencitraan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Nasional
Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Nasional
Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Nasional
Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Nasional
Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Nasional
Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Nasional
Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

Nasional
Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Nasional
Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Nasional
PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

Nasional
Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Nasional
PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

Nasional
PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com