Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi-JK Harus Jaga Hubungan Pusat-Daerah Guna Sukseskan Nawacita

Kompas.com - 20/10/2016, 18:25 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (PSKP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ali Munhanif meminta Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menjaga relasi antara pemerintah pusat dan daerah guna menyukseskan program Nawacita.

"Hal yang penting adalah bagaimana dia membangun hubungan daerah dan pusat yang baik," kata Ali dalam diskusi "Menagih Nawacita: Evaluasi 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK", di Ruang Diorama UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Kamis (20/10/2016).

Menurut Ali, kesulitan Jokowi-JK dalam merealisasikan program Nawacita saat ini disebabkan adanya otonomi daerah.

Kepala daerah, lanjut Ali, saat ini terlalu mandiri sehingga berpotensi menghambat program pemerintah pusat.

Terlebih, jika preferensi dan orientasi kepala daerah berbeda dengan pemerintah pusat. Padahal, kepala daerah merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat.

"Undang-undang Otonomi Daerah akan menjadi hambatan pertama yang akan dihadapi jokowi dalam proses pembangunan infrastruktur," tambah Ali.

Ali mencontohkan hambatan karena otonomi daerah yang terjadi di Provinsi Banten. Meski jaraknya tak terlalu jauh dari pusat pemerintahan, namun infrastruktur di Banten belum sesuai dengan apa yang diharapkan Jokowi-JK.

"Kita bisa menyaksikan betapa tertinggalnya infrastruktur di Banten. Banten terlalu otonom. Gubernur, bupati, dan wali kota di Banten berlindung di balik UU Otonomi Daerah yang terus menerus menghambat program infrastruktur yang dicanangkan Jokowi-JK," ucap Ali.

Untuk itu, Ali berharap Jokowi-JK dapat memastikan kepala daerah mampu melaksanakan program yang telah dicanangkan. Namun, tetap menghargai otonomi daerah.

"Dengan begitu dia betul-betul membangun pola hubungan daerah-pusat," tutur Ali.

Kompas TV Fadli Zon: Dua Tahun Ini Presiden Pencitraan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Nasional
Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Nasional
Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Nasional
KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

Nasional
Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Nasional
Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Nasional
Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Nasional
Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Nasional
Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Nasional
Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Nasional
Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Nasional
Mengganggu Pemerintahan

Mengganggu Pemerintahan

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Nasional
Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com