Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jusuf Kalla Sebut Sektor Pariwisata Indonesia Terlalu Jual Kebudayaan

Kompas.com - 30/08/2016, 17:25 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan jumlah wisatawan asing yang masuk ke Indoesia saat ini hanya sebanyak 10 juta orang dalam setahun. Jumlah itu relatif kecil jika dibandingkan dengan Thailand, Malaysia, maupun Singapura.

Minimnya jumlah wisatawan yang masuk, menurut Kalla, disebabkan lantaran kebijakan pemerintah yang salah.

Selama ini, kata Kalla, pemerintah hanya sibuk menjual nilai-nilai kebudayaan yang ada di Tanah Air daripada keramahan atau kenyamanan tempat wisata itu sendiri.

“Kalau budaya, hanya sekali orang mau lihat,” kata Kalla saat memberikan sambutan kepada peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) Lemhanas di Istana Wapres, Selasa (30/8/2016).

(Baca: Rekor! Geser Selandia Baru, Wisatawan Australia Pilih Berlibur ke Indonesia)

Kalla mencontohkan, wisata Candi Borobudur di Magelang, wisata pemakaman di Tana Toraja, dan jajaran pura di Bali, yang dianggap kurang menarik bagi sebagian besar wisatawan asing.

Bagi mereka yang belum pernah datang ke tempat-tempat tersebut, mungkin akan dianggap menarik. Namun setelah mereka mengunjunginya, kecil kemungkinan mereka akan berkunjung kembali.

“Saya cuma sekali, 30 tahun yang lalu (ke Candi Borobudur). Kemarin saya ke Yogya, tidak ke Borobudur, (karena) saya sudah lihat. Saya ke Prambanan tiga hari (tapi) tidak ke Borobudur (karena) sudah lihat,” ujarnya.

(Baca: Juni 2016, Indonesia Didatangi 857.700 Wisatawan Mancanegara)

Berbeda dengan wisata pantai di Bali. Menurut Kalla, banyak wisatawan asing yang datang berkali-kali ke sana, lantaran pemerintah setemat berhasil mengemas sektor pariwisatanya dengan baik.

Keindahan, keramahtamahan, serta makanan yang enak, menjadi daya jual yang dibanggakan di Pulau Dewata itu.

Kalla menambahkan, Indonesia sebenarnya banyak memiliki tempat yang indah. Namun, tanpa pengelolaan yang baik, maka sedikit turis asing yang bersedia untuk berkunjung ke Tanah Air.

Kompas TV 5,2 Juta Turis Asing Datang ke Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com