Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Jadi Menko Polhukam, Komitmen Jokowi Dipertanyakan

Kompas.com - 27/07/2016, 13:53 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo ketika terpilih pada Pilpres 2014 lalu pernah menegaskan, para menteri yang duduk di kursi Kabinet Kerja tidak boleh rangkap jabatan.

Namun, dalam reshuffle (perombakan) kabinet jilid kedua ini, Jokowi justru menunjuk Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, sebagai Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan.

Sikap Jokowi dipertanyakan. “Menetapkan orang yang sungguh-sungguh tidak ada tarikan politiknya, ini Pak Jokowi (seakan) menarik janjinya sendiri. Merekrut orang yang sedang menjabat sebagai ketum,” kata pengamat politik LIPI, Siti Zuhro, saat dihubungi, Rabu (27/7/2016).

(Baca: Pramono Sebut Semua Menteri yang Diganti Legawa)

Masuknya nama Wiranto dalam jajaran Kabinet Kerja, sebenarnya sudah santer terdengar sejak jauh hari.

Erik Satrya Wardhana, politisi Hanura, usai pelantikan Jokowi-JK pada 20 Oktober 2014 lalu, bahkan menyebut Wiranto akan menjabat sebagai Menko Polhukam.

Selain Wiranto, nama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar saat itu juga ramai dikabarkan akan mengisi jabatan salah satu kursi menteri di Kabinet Kerja.

Namun, wacana itu batal setelah Muhaimin melalui akun Twitternya, @MuhaiminIskndr, menolak dan memilih menjadi Ketum PKB.

“Janjjinya tak boleh rangkap jabatan, sehingga Muhaimin pun tidak mencalonkan diri karena rangkap jabatan. Kita hormati keputusan seperti itu, tapi itu sekarang hilang komitmen itu,” lanjut Siti.

(Baca: "Rupanya Saya akan Menjadi Menteri Betul Ini")

Ia mengatakan, perombakan kabinet memang menjadi hak prerogratif presiden. Namun, dalam menjalankan hak tersebut, harus didasari dengan alasan tepat yang dapat dijelaskan ke publik.

“Karena presiden dipilih langsung oleh rakyat. Paling tidak publik harus tahu, mau dibawa kemana negeri ini dengan komposisi seperti ini,” tandasnya.

Kompas TV Presiden Umumkan Reshuffle Kabinet Kerja

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com