Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu Tunggu Putusan MK Terkait Sengketa Pilkada Muna

Kompas.com - 17/07/2016, 20:09 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Badan Pengawas Pemilu, Nasrullah menegaskan, pihaknya saat ini tengah menunggu keputusan apa yang akan diambil Mahkamah Konstitusi terkait sengketa pilkada di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.

Hal itu menyusul telah dilangsungkannya dua kali proses pemungutan suara ulang (PSU) berdasarkan hasil putusan sela yang dikeluarkan MK.

"Pilkada Muna ini aneh. Baru kali ini ada dua kali putusan sela lalu terjadi PSU," kata Nasrullah dalam diskusi bertajuk "Ada Apa dengan Pilkada Muna?" di Jakarta, Minggu (17/7/2016).

Hasil pilkada Kabupaten Muna saat Pilkada Serentak 2015 lalu digugat oleh pasangan Nomor Urut 1, Rusman Emba-Malik Ditu.

Gugatan itu dilayangkan setelah KPUD Muna memutuskan untuk memenangkan pasangan Nomor Urut 3, Baharudin-La Pilli, yang unggul 33 suara.

Atas gugatan tersebut, MK pada 25 Februari 2016 memutuskan agar dilaksanakan proses PSU. Hal itu menyusul dibatalkannya hasil pemungutan suara di tiga TPS, yaitu TPS 1 Desa Marobo, TPS 4 Wamponiki, dan TPS 4 Raha.

Namun, setelah PSU dilangsungkan, MK justru kembali meminta PSU di TPS 4 Raha dan TPS 4 Wamponiki. Hal itu menyusul adanya keterangan dari aparat kelurahan setempat yang menyebut masih adanya persoalan saat proses PSU.

Adapun persoalan yang terjadi di TPS Marobo dinyatakan selesai.

Menurut Nasrulah, sejak PSU tahap pertama digelar, pihaknya telah memerintahkan kepada Bawaslu Sulawesi Tenggara dan Panwaslu Muna untuk mencermati persoalan daftar pemilih tetap (DPT) yang menjadi akar permasalahan.

Hal yang sama ia sampaikan setelah PSU tahap kedua kembali diminta MK.

"Bawaslu meminta ketika validasi daftar pemilih, Bawaslu (Sultra) melibatkan panwaslu dan tim pasangan calon. Ini perlu dilakukan apabila ditemukan hal yang kira-kira diragukan. Begitu pula dalam proses penyerahan C6," ujarnya.

Bawaslu, kata dia, melihat adanya keanehan di dalam proses pengambilan putusan sela kedua yang dilakukan MK.

Sebab, aparat kelurahan yang keterangannya dijadikan pertimbangan MK untuk meminta PSU, hingga kini tidak berhasil ditemukan keberadaannya oleh Bawaslu.

"Saya jengkel sama MK. Makanya tanggal 19 ini pengin hadir apa yang menjadi soal. Saya belum pernah menemukan hal di repulik ini PSU sampai dua kali," kata dia.

Sementara itu, pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti mengatakan, persoalan DPT memang kerap menjadi masalah klasik di setiap gugatan sengketa atas hasil pilkada.

Meski proses demokrasi telah berjalan selama 12 tahun terakhir, hal itu tidak memberikan jaminan bahwa persoalan DPT rampung.

"Mudah-mudahan hal ini tidak terjadi lagi di (pilkada serentak) 2017," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com